Pesan Sri Mulyani ke Pegawai: Jangan Hanya Memiliki Mental Kasir

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • (ANTARA/HO-Humas Kemenkeu/pri.)

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, tidak ingin menjadikan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia seperti yang terjadi di India. Dia meminta seluruh anak buahnya untuk menjaga pengelolaan kas negara demi menghadapi wabah virus corona.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Sri menekankan, saat ini penyebaran COVID-19 di Indonesia dalam tingkat yang rendah. Sehingga, jika terus dipertahankan Indonesia ditegaskannya bisa mengelola pandemi ini, namun jika naik lagi dipastikannya akan memengaruhi pemulihan ekonomi.

"Ini harus menyadarkan kepada anda dan seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan bahwa pertempuran ini belum selesai," kata dia saat melantik pejabat eselon II baru di kantornya, Jumat, 30 April 2021.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 30 April 2021: Global dan Antam Anjlok

Untuk itu, dia menekankan, APBN 2021 memiliki peran penting untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi. Demikian juga dari sisi efisiensi dan akuntabilitas yang harus terus diawasi dan dianalisis untuk memperbaiki kualitas belanja negara.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Uang negara harus mampu menghasilkan manfaat maksimal bagi rakyat dan perekonomian untuk menciptakan kesejahteraan dan kesempatan kerja. Jadi jangan hanya memiliki mental kasir, penyalur uang, tapi harus memiliki kerangka berpikir sebagai policy maker," tegasnya.

Untuk itu, Sri menegaskan, bendahara negara saat ini juga harus terus melakukan transformasi dalam melaksanakan fungsi sebagai pengelola kas. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat proses dan meningkatkan transparansi.

"Ini bukan situasi yang biasa dalam kita kelola keuangan negara dalam menggunakan APBN dan dalam kita merespons kondisi COVID butuh fleksibilitas namun tidak boleh dihilangkan aspek akuntabilitas transparansi dan efektivitas," tutur Sri.

Sri menilai, ke depannya fungsi informasi dan teknologi (IT) akan semakin penting ke depannya oleh sebab itu dia menekankan fungsi Kementerian Keuangan tidak lagi bisa sebatas akuntan dan kasir melainkan juga menjadi perancang kebijakan.

"Volatility, complexity dan ambiguity jadi ciri perubahan transformasi digital maka saya minta seluruh pejabat untuk terus mengawal perubahan dalam era digital ini dengan tetap berfokus pada kehati-hatian, ketepatan, akuntabilitas dan transparansi," papar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya