PLN Janji Bangun Pembangkit EBT Usai Proyek 35 Ribu MW Selesai

PLTS di Desa Motihelumo, Gorontalo
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – PT PLN (Persero) menegaskan telah menyiapkan sejumlah program pemanfaatan Energi Baru Terbarukan atau EBT. Program itu, dilakukan guna mengubah sumber energi PLN setelah program 35 ribu MW selesai.

PLN Dapat Komitmen Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT Daerah 3T di Indonesia Timur

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan program pemanfaatan EBT yang disiapkan tersebut antara lain pencampuran biomassa ke PLTU batu bara atau co-firing dan konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berbahan bakar minyak ke EBT.

Menurut dia, langkah tersebut sesuai dengan komitmen perseroan untuk mendukung penuh pemanfaatan EBT sebagai kontribusi perusahaan terhadap lingkungan hidup yang lebih bersih di Tanah Air.

Jalan Berliku Penerapan Energi Baru Terbarukan

"Kami berkomitmen setelah program pembangunan pembangkit 35 ribu MW ini selesai, PLN hanya akan membangun pembangkit bersumber dari EBT," kata Zulkifli dalam diskusi virtualnya, di Jakarta, Jumat 7 Mei 2021.

Adapun untuk program listrik 35 ribu MW saat ini, Zulkifli mengakui sudah mencapai 95 persen berjalan dan ke depan secara bertahap akan masuk keseluruh sistem kelistrikan PLN. 

Cek Fakta: Cak Imin Sebut Target Energi Baru Terbarukan 2025 Meleset dari 23 Persen Jadi 17 Persen

Sementara itu, untuk program co-firing, Zulkifli menjelaskan bahwa pihaknya hingga 2025 menargetkan di 52 lokasi PLTU dengan kapasitas 10,6 giga watt dan kebutuhan pelet biomassa sebanyak 9 juta ton per tahun.

Program tersebut, kata Zulkifli telah mulai diuji coba pada 2018 dan memiliki banyak manfaat seperti lingkungan menjadi lebih bersih juga memberdayakan masyarakat melalui penyiapan biomassa dan pembuatan pelet.

"Dengan pemberdayaan ini, penghasilan masyarakat meningkat, ekonomi masyarakat bergerak dan selanjutnya ekonomi daerah juga bergerak," ujarnya.

Sedangkan, untuk konversi PLTD ke EBT setempat, menurut Zulkifli, PLN menargetkan program tersebut berlangsung di 2.130 lokasi yang mencakup 5.200 unit mesin diesel.

Program tersebut terbagi menjadi tiga tahap. Pertama, berlangsung di 200 lokasi PLTD berkapasitas 225 MW. Mulai pengadaan pada 2021 dengan target operasi atau commercial on date (COD) antara 2023-2024.

Tahap kedua, dengan target 500 MW, mulai pengadaan pada 2022 dan target operasi 2024-2025. Dan ketiga, mencakup 1.300 MW dengan target COD periode 2025-2026.

Sungai Yangtze, Cina

Kontroversial, Pembangunan PLTA Terbesar di China Jadi Sorotan

Pembangunan Pembangkit Listrik Gangtuo, disinyalir telah memaksa ribuan warga Tibet untuk pindah. Bendungan ini juga menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat setempat.

img_title
VIVA.co.id
22 Februari 2024