Menteri Bahlil Ungkap Solusi Investasi Mangkrak di Sektor Maritim

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengungkapkan, solusi untuk mengurai investasi mangkrak di sektor kemaritiman. Salah satunya adalah proyek investasi di kawasan Tanjung Priok.

Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi

Menurutnya, dalam satu sampai dua bulan ini sudah ada solusi untuk menyelesaikan investasi mangkrak tersebut. Ia juga mengaku telah berkomunikasi intens dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menterinya untuk mencari solusi.

“Dan tidak mesti kita semua sama ratakan (masalahnya). Karena itu by project. Jadi kasus project A berbeda dengan kasus project B. Jadi jangan kita samaratakan,” ujar Bahlil dikutip dari keterangannya, Jumat, 7 Mei 2021.

MIND ID Pastikan Beri Kemanfaatan Bagi Daerah Wilayah Kerja, Begini Caranya

Baca juga: Kunjungi Ternate, Anindya Bakrie Disambut Sebagai Keluarga Kesultanan

Diketahui, salah satu proyek mangkrak di area Tanjung Priok itu adalah di Pelabuhan Marunda, khususnya akibat polemik antara PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) (Persero) dengan PT PT Karya Citra Nusantara (KCN). 

Sekjen Golkar Tegaskan Munas Tak Bisa Dimajukan Sebelum Desember 2024

Meski begitu, Bahlil menekankan, selama ini pemerintah sudah mendukung investasi dalam negeri, khususnya sektor maritim. Bahlil juga mempersilakan kepada seluruh anak bangsa yang ingin membangun pelabuhan dengan tingkat Internal Rate of Return-nya (IRR) bagus.

"Itu biasanya kita dorong, kolaborasi antara pengusaha nasional, BUMN, dan dari luar. Nah sementara yang kalau IRR-nya belum bagus, ini saya rasa butuh sentuhan-sentuhan rekayasa financial engineering yang bagus," tuturnya.

Sebelumnya, Bahlil menyebut Kementerian Investasi atau BKPM telah menarik investasi sebesar Rp517,6 triliun dari total investasi mangkrak yang tercatat sebesar Rp708 triliun.

Menurut dia, dari investasi yang berhasil direalisasikan tersebut berarti telah sekitar 73 persen berhasil dieksekusi. Investasi tersebut kini sudah bertahap masuk ke Indonesia dan belum secara keseluruhan masuk.

"Sekarang sudah tereksekusi dari Rp708 triliun itu sebesar Rp517,6 triliun," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual realisasi investasi, Senin 26 April 2021.

Ia menjelaskan meski sudah dinyatakan berinvestasi, namun para investor tersebut tetap melalui beberapa tahapan, seperti perizinan dan juga terkait pengadaan tanah.

"Jadi ini setara 73 persen. Ini PR (pekerjaan rumah) besar dari Bapak Presiden kepada kami, bahwa harus selesai," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya