Airlangga Ungkap Nilai Tanaman Hias Lebih Tinggi dari Kopi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenko Ekonomi.

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, florikultura atau tanaman hias merupakan salah satu bagian dari subsektor hortikultura yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia, menurutnya, memberikan peluang bisnis tanaman hias baik untuk penyediaan kebutuhan dalam negeri maupun dunia yang pasarnya masih terbuka lebar.

Airlangga mengungkapkan, berdasarkan global market value tanaman hias mencapai US$22,329 miliar. Besaran ini menurutnya lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh, tapi Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia sebesar 0,1 persen.

Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

"Selain ekspor tanaman hias, Indonesia juga mempunyai potensi besar dalam ekspor benih sayuran ke mancanegara. Hampir semua produk sayuran di Indonesia punya potensi pasar di luar terutama di ASEAN, seperti Malaysia dan Thailand," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, 8 Mei 2021.

Beberapa komoditas sayuran yang cukup banyak permintaannya antara lain disebutkan Airlangga adalah kangkung, tomat, buncis, labu, dan kacang panjang. Namun permintaan ekspor lebih luas daripada segi produksi.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

“Ke depan untuk peningkatan ekspor benih bisa ditingkatkan kerjasama beberapa perusahaan benih di Indonesia untuk membuka pasar ekspor dan promosi bersama ke luar negeri dengan fasilitasi Pemerintah,” tegas Airlangga.

Airlangga menegaskan, pengembangan agrobisnis tanaman hias dan benih sayuran ini tentunya akan menumbuhkan lapangan pekerjaan baru di setiap elemen rantai pasok, termasuk di dalamnya adalah pengembangan dan perbanyakan bibit berteknologi melalui kultur jaringan.

"Selain itu, inovasi teknologi, pengembangan lahan produksi, standarisasi dan sertifikasi produk perlu ditingkatkan dan menjadi fokus utama," ungkap Ketua Umum Partai Golkar ini.

Nilai ekspor florikultura pada tiga tahun terakhir disebutkannya terus mengalami peningkatan. Pada 2018 nilai ekspor sebesar US$12,07 juta, 2019 sebesar US$13,53 juta atau naik 12,1 persen dan pada 2020 naik cukup signifikan menjadi sebesar US$19,98 juta.

Untuk itu, dia memastikan pemerintah akan terus memberikan dukungan kebijakan bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspor. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus memberikan dorongan berupa bantuan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Berorientasi Ekspor beromzet maksimal Rp50 miliar.

Baca juga: Tips Meraup Cuan Memulai Bisnis Tanaman Hias

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya