Rupiah Melemah Dibayangi Penanganan Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada pagi ini cenderung melemah. Namun nilai mata uang garuda masih berpotensi untuk ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa 11 Mei 2021.

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

Di pasar spot, hingga pukul 10.37 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp14.206 per dolar AS. Posisi itu melemah 9 poin atau 0,06 persen, dari level penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp14.197 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data terakhir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp14.198 per Senin 10 Mei 2021. Posisi rupiah itu tercatat menguat 91 poin dari kurs sebelumnya, yang berada di level Rp14.289 pada perdagangan Jumat 7 Mei 2021.

Analis Perkirakan BI Bakal Intervensi Besar-besaran Imbas Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS

Analis PT Garuda Berjangka, Ibrahim menjelaskan, efektivitas kebijakan pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi masih jauh dari harapan.

"Ini terlihat dari penanganan pandemi COVID-19 yang masih belum konsisten sehingga selalu tertinggal dari negara negara lain yang sudah tumbuh positif dan bisa menangani COVID-19 dengan vaksinasi," kata Ibrahim dalam riset hariannya, Selasa 11 Mei 2021.

Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS Imbas Serangan Langsung Iran ke Israel

Ibrahim menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang masih minus merupakan bukti bahwa penanganan pandemi oleh pemerintah belum serius dan efektif.

Jika pemerintah tidak memperbaiki kinerjanya dalam penanganan pandemi COVID-19, maka ada ketakutan di kuartal II-2021 pertumbuhan ekonomi masih akan terkontraksi dan masih terjebak dalam jurang resesi.

"Atau walaupun positif kemungkinan hanya di 1-2 persen dan keluar dari jurang resesi," ujar Ibrahim.

Lebih lanjut, kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sebagian besar digunakan untuk mendorong konsumsi dan daya beli masyarakat masih perlu ditingkatkan efektivitasnya. Terutama dalam hal manajemen pendistribusian bantuan sosial, khususnya validitas data yang perlu dibenahi mengingat adanya temuan KTP ganda oleh Kemensos.

Oleh karena itu, tantangan pada kuartal II-2021 jauh lebih besar, di mana kebijakan pelarangan mudik tanpa ada alternatif untuk mendorong daya beli dan konsumsi masyarakat akan membuat perekonomian nasional masih tertekan.

"Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.160 sampai Rp14.230," ujarnya. (dum)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya