Menteri Airlangga Pede Ekonomi RI Kuartal II-2021 Capai 7 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenko Ekonomi.

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengaku yakin bahwa perekonomian nasional pada kuartal II-2021 akan tumbuh hingga mencapai 7 persen.

Soal Konflik Israel-Iran, Airlangga Cermati Dampak ke Sektor Logistik Minyak Mentah Dunia

Dia bahkan membeberkan alasan apa saja yang dijadikannya landasan, sebagai hal yang diyakini akan mampu membuat perekonomian nasional meroket hingga 7 persen pada kuartal kedua tahun ini.

"Dari segi PMA (Penanaman Modal Asing) telah mencapai 54,6 persen sepanjang kuartal I-2021 atau tumbuh positif. Ini seiring dengan pemulihan ekonomi nasional," kata Airlangga dalam telekonferensi, Sabtu 15 Mei 2021.

Lebih Rendah dari Vietnam dan Filipina, Ekonomi Indonesia Diramal IMF Tumbuh Cuma 5 Persen

Alasan kedua, Airlangga menjelaskan saat ini Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga terus mengalami pemulihan, bahkan hingga menuju ke jalur normal. IKK itu diakuinya telah mencapai sekitar 90 persen, di mana posisi normalnya mencapai 100 persen.

Selain itu, perkembangan aktivitas ekspor-impor juga telah mengalami perbaikan. Di mana, terdapat beberapa sektor yang mulai menjadi pendorong aktivitas ekspor-impor, antara lain seperti sektor kesehatan, pertanian dan properti.

Airlangga Percaya Diri Dipilih Lagi secara Aklamasi di Munas Golkar

"Dengan adanya PPnBM ditanggung pemerintah dan ppn ditanggung pemerintah ini ke arah positif terjadi kenaikan yang cukup tinggi," kata Airlangga.

Kemudian, Airlangga juga menjelaskan bahwa perekonomian di beberapa daerah, seperti di Sumatera, juga mulai pulih meskipun masih minus 0,86 persen. Kemudian di Pulau Jawa minus 0,83 persen, dan Kalimantan minus 2,23 persen.

Sementara, sebagian pulau yang telah mengalami pertumbuhan ekonomi secara positif yakni Sulawesi 1,2 persen dan Papua 8,97 persen.

"Pertumbuhan ekonomi ini antara lain juga didorong oleh kenaikan harga komoditas, seperti misalnya komoditas sawit, karet, nikel, koper, dan batu bara," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya