Anindya Bakrie Siap Bantu Pemerintah Atasi Gap Kebutuhan Tenaga Kerja

Calon Ketum Kadin Anindya Bakrie bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026 Anindya Bakrie menyatakan kesiapan Kadin untuk menyelesaikan masalah gap kebutuhan tenaga kerja di Industri manufaktur Indonesia.

Indonesian Economy Has Strength to Face Middle East Crisis

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pada 2030 akan tercipta gap kebutuhan tenaga kerja di industri manufaktur sebesar 2,5 juta sampai dengan 3 juta orang. Ini akibat kompetensi sumber daya manusia (SDM) RI yang tak sesuai dengan kebutuhan industri.

"Tahun 2030 kemungkinan kita ada gap 2,5 juta sampai 3 juta tenaga kerja yang dibutuhkan di sektor industri, itu berdasarkan prognosa," kata Agus saat mengadakan pertemuan di kantornya, Selasa, 18 Mei 2021.

Anindya Bakrie: Ekonomi RI Kuat Hadapi Krisis Timur Tengah

Untuk itu, dia menekankan, Kadin ke depannya bisa membantu permasalahan ini dengan cara menggiatkan proses sertifikasi dan memperkuat kerja sama dengan program vokasi di sektor pendidikan tinggi sehingga SDM yang dihasilkan bisa sesuai dengan kebutuhan industri.

"Oleh sebab itu Kadin membutuhkan pimpinan yang tegas dan ngerti ini semua dan bisa jalan bareng dengan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan sektor manufaktur dan saya yakin itu ada di figur Pak Anindya Bakrie," ujarnya.

Tren Investasi sektor Industri Terus Naik, Sinergi Kebijakan Instansi Pemerintah Jadi Sorotan

Terkait hal ini, Anindya mengatakan, siap untuk bersinergi dengan pemerintah. Dia mengatakan, Kadin memang memiliki kapabilitas untuk mendorong pengusaha yang dinaunginya melakukan proses sertifikasi dan memperkuat kerja sama vokasi.

"Kami senang sekali tadi diajak sinergi baik di pendidikan vokasi maupun Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) karena kami melihat salah satu titik Kadin adalah bagaimana bisa membuat lebih membumi dan melibatkan pelaku UMKM," ucap Anin.

Selain itu, Anin melanjutkan, permasalahan ini juga bisa diselesaikan jika Kadin mampu untuk melengkapi pohon industri dalam negeri. Dengan demikian, arus investasi ke depannya bisa di arahkan ke sektor-sektor industri yang belum kuat di dalam negeri.

"Kami catat juga bahwa penting kami fokus melengkapi pohon industri dengan investasi karena bagaimana kita bisa masuk global value chain dan membuat sektor hilirasi agar sumber daya alam dan manusia jadi baik," tutur Anin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya