Survei: Mayoritas Alumni Terima Manfaat Program Kartu Prakerja

Petugas dampingi warga yang mendaftar Kartu Prakerja di Surabaya 13 April 2020. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Moch Asim

VIVA – Cyrus Network melakukan telesurvei mengenai persepsi penerima Program Kartu Prakerja. Hasilnya, responden yang merupakan alumni, mengakui manfaat dari program tersebut dan menilai harus dilanjutkan Pemerintah.

Menhub akan Usulkan ke Jokowi: Pekerja WFH untuk Cegah Kepadatan Arus Balik Lebaran

Direktur Riset Cyrus Network, Fadhli MR dalam paparannya mayoritas penerima Program Kartu Prakerja mengakui, pelatihan yang diikuti berguna untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan daya saing mereka dalam bekerja maupun berwirausaha.

Survei itu menunjukkan bahwa 66,4 persen responden setuju dan 32,5 persen sangat setuju bahwa program Kartu Prakerja secara umum (pelatihan dan insentif) bermanfaat bagi mereka. Lalu, 75,8 persen setuju dan 22,9 persen sangat setuju kalau mereka terbantu dari pelatihan Kartu Prakerja.

Dongkrak Industri Kreatif, Sandiaga Uno Dorong Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha

Baca juga: 12 Bulan Surplus Berturut-turut, Ekspor April Tertinggi Sedekade

"Ketika didalami mengenai manfaat yang didapat, 98,2 persen responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka mendapatkan tambahan ilmu dari pelatihan Kartu Prakerja, hanya 1,8 persen yang tidak setuju," ujar Fadhli dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 20 Mei 2021.

Penjaringan Cagub Sumatera Utara Partai Golkar Lewat Survei, Ijeck Masih yang Tertinggi

Lebih lanjut menurutnya, ilmu yang didapat juga dianggap bisa diaplikasikan di tempat kerja ataupun di dunia usaha. Hal itu tercermin dari 92,6 persen responden menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hanya 7,3 persen yang menyatakan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

"Mayoritas menyatakan bahwa pelatihan mampu meningkatkan kompetensi, produktivitas dan daya saing mereka dalam bekerja maupun berwirausaha," ungkap Fadhli.

Survei itu juga menunjukkan, 96,8 persen responden menyatakan bahwa orang-orang di sekitarnya memerlukan Program Kartu Prakerja. Sementara itu, 98,4 persen setuju jika Pemerintah melanjutkan program tersebut.

Sedangkan, jika dilihat dari status responden sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan, 56 persen mengaku belum bekerja sebelum mengikuti pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan, jumlah yang belum bekerja ini berkurang menjadi 39,8 persen. Sebaliknya terjadi kenaikan pada responden yang berwirausaha, sebelumnya 12,6 persen naik menjadi 25,6 persen.

Sebagai informasi, survei yang dilakukan oleh Cyrus Network ini dilaksanakan pada 1-5 Mei 2021 dengan menggunakan telepon. Dari data yang tersedia, diambil 2.000 responden secara acak menggunakan metode simple random sampling, dengan margin of error survei ini kurang lebih 2,24 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

"Mengingat masih pandemi, dan tersedianya data nomor telepon populasi penerima program dari pihak Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja yang bisa kami gunakan untuk kerangka sampling, maka kami memilih melakukan telesurvei," papar Fadhli.

Merespons survei tersebut, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksanaan Program Kartu Prakerja Deni Puspa Purbasari mengungkapkan, hasil survei tersebut sejalan dengan evaluasi yang dilakukan pihaknya dan beberapa lembaga lainnya. 

Survei ini lanjutnya, akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelatihan maupun mekanisme kepesertaan program ini ke depannya. 

"Kami akan terus melakukan inprovement," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya