Imbas Kasus Jiwasraya-Asabri, Perusahaan Ini Sulit Cari Pinjaman

PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri yang diusut Kejaksaan Agung ternyata berdampak ke dunia bisnis. Hal itu dapat dilihat dari perusahaan sekaliber PT SMR Utama Tbk yang kesulitan mencari pinjaman untuk pembiayaan alat berat dan suku cadang.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Sekretaris Perusahaan SMR Utama, Arief Novaldi menyebut, pihaknya kesulitan mencari pinjaman untuk pembiayaan alat berat dan suku cadang.

Pasalnya, kasus korupsi Jiwasraya yang menyeret Heru Hidayat, dinilai menghambat hal tersebut. Meskipun Heru diketahui hanya memiliki 13 persen saham pada PT Trada Alam Minera Tbk yang merupakan induk usaha SMR Utama. Sehingga, hal ini membuat supplier dan lembaga pembiayaan mulai membatasi kemitraan dengan PT SMR Utama Tbk.

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

"Dampak atas kasus hukum bagi perseroan dan entitas anak terutama dalam melakukan pembiayaan alat berat melalui lembaga pembiayaan. Sehingga rencana entitas anak dalam peremajaan alat tidak berjalan sesuai rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambang menurun," ujar Arief melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Kamis 27 Mei 2021.

Baca juga: Tukang Parkir di Alfamart dan Indomaret Bakal Ditertibkan

Guru dan IRT Jadi Korban Pinjol Ilegal Terbanyak, OJK: Cek Legalitas dan Logis Sebelum Pinjam

Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE), Piter Abdullah, menilai bahwa apa yang dialami PT SMR Utama Tbk merupakan imbas penegakan hukum, khususnya dalam masalah penyitaan yang dilakukan oleh pihak Kejaksaan Agung.

Dia menegaskan, hal itu juga telah merugikan roda ekonomi dan keberlangsungan bisnis perusahaan, khususnya bagi mereka yang sejatinya tidak terkait dalam perkara. 

"Iya, itu jelas, jelas banget. Siapapun akan khawatir, karena pasti akan dikaitkan (dengan perkara Jiwasraya dan Asabri)," kata Piter dalam keterangan tertulisnya.

Piter berpendapat, manajemen PT SMR Utama Tbk harus segera melokalisir persoalan ini, dan itu hanya bisa dilakukan dengan kerja sama yang baik dengan semua pihak.

"Dengan pihak penegak hukum, dengan pemerintah agar semuanya benar-benar terlokalisir penyelesaiannya. Kalau tidak, semua orang akan khawatir," ujar Piter.

Jika kondisi ini terus terjadi, Piter menilai bahwa PT SMR Utama Tbk akan susah melakukan penyelamatan bisnis perusahaan. Jika dibiarkan, kecenderungannya bisa akan berdampak semakin buruk, di mana kepercayaan masyarakat pada dunia usaha dan pasar modal akan pudar.

"Yang pasti, kondisi sebuah perusahaan besar sekapasitas PT SMRU Tbk saat ini terbukti belum membaik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya