Rupiah Berpotensi Menguat Didorong Optimisme Pemulihan Ekonomi

Uang Rupiah dan Dolar AS. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka secara fluktuatif pada perdagangan hari ini, Jumat 28 Mei 2021. Namun rupiah diprediksi berpotensi akan menguat pada penutupan perdagangan.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Berdasarkan data terakhir Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp14.312 per Kamis sore 27 Mei 2021. Posisi rupiah itu tercatat menguat 23 poin dari kurs sebelumnya, yang berada di level Rp14.335 pada perdagangan Rabu 26 Mei 2021.

Sementara itu, perdagangan di pasar spot pada Jumat 28 Mei 2021 hingga pukul 10.04 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp14.307 per dolar AS. Posisi itu melemah 20 poin atau 0,14 persen, dari level penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp14.287 per dolar AS.

Airlangga Pede Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh di Atas 5 Persen

Analis PT Garuda Berjangka, Ibrahim menjelaskan, sinyal pemulihan ekonomi sudah terlihat jelas, dan pertumbuhan ekonomi diprediksi akan terus membaik sehingga Indonesia akan keluar dari zona resesi.

"Angka perkiraan menurut para analis di 1-2 persen, sedangkan  pemerintah mewacanakan pertumbuhan ekonomi di 7-8 persen," kaya Ibrahim dalam riset hariannya, Jumat, 28 Mei 2021.

Rupiah Amblas ke Rp 16.200 per dolar AS, Gubernur BI Lakukan Intervensi

Baca juga: BI: Meeting hingga Konvensi di Bali Tahan Laju Kontraksi Ekonomi

Meski demikian, pemulihan ekonomi masih akan rentan, apabila pasar masih ketakutan dengan penyebaran varian baru COVID-19. Apalagi, dalam minggu-minggu ke depan masih dikhawatirkan akan terjadi ledakan kasus COVID-19 akibat arus balik mudik Idul Fitri pekan lalu.

Di samping itu, realisasi anggaran belanja pemerintah guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui belanja Kementerian/Lembaga, juga masih belum terserap. Sedangkan realisasi belanja APBN masih di angka 15 persen dan APBD masih 7 persen.

"Serapan belanja anggaran pemulihan ekonomi nasional pun baru 24,6 persen, padahal Rp700 triliun telah disiapkan untuk memulihkan ekonomi dari dampak pandemi," ujar Ibrahim.

Dari sisi data ekonomi, meskipun masih ada ketakutan akan ledakan COVID-19, pemerintah cukup optimis dengan prospek pertumbuhan ekonominya. Bahkan, sebelumnya pemerintah mengatakan bahwa pada kuartal II-2021 ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 8 persen.

"Rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.250-Rp14.310," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya