Jokowi Sindir Proteksionisme Dagang Berkedok Isu Lingkungan

Presiden Jokowi.
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan tegas bahwa Indonesia sangat mendukung pembangunan yang berkelanjutan inklusif dan berketahanan. Jokowi mengatakan, komitmennya itu mengingat ancaman perubahan iklim yang terjadi di dunia tak terelakkan lagi.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Hal itu disampaikan Presiden saat berpidato secara virtual pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) P4G - Partnering for Green Growth and Global Goals 2030.

"Indonesia telah menerapkan perencanaan pembangunan rendah karbon yang menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana pembangunan jangka menengah nasional. Indonesia juga telah meluncurkan Undang-undang Cipta Kerja sebagai wujud komitmen Indonesia agar kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat tidak merugikan lingkungan,” kata Jokowi, Senin 31 Mei 2021.

Pj Bupati Purwakarta Ingatkan Integritas ASN dan Mitigasi Wabah DBD

Namun demikian, Jokowi pun menyindir tindakan proteksionisme dagang berkedok kampanye melindungi lingkungan. Kerja sama secara konkret harus segera efektif dilaksanakan. Tentunya, tujuan utama adalah tercapainya ekonomi hijau. 

Apalagi saat ini di saat dunia dalam masa pemulihan pandemi, Indonesia, lanjut Jokowi, terbuka terhadap investasi dan transfer teknologi.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

"Kita harus menghindari proteksionisme yang berkedok isu lingkungan. Parameter pro-lingkungan harus jelas, serta dijalankan secara jujur dan transparan. Kerja sama dan upaya bersama untuk menyelesaikan masalah bersama menjadi syarat fundamental bagi kesuksesan ekonomi hijau," kata Jokowi.

Kepala Negara dalam kesempatan itu juga menyampaikan komitmen Indonesia. Hal ini terkait pengembangan kawasan industri hijau terbesar di dunia yang berlokasi di Kalimantan Utara. Kawasan itu diproyeksikan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.

"Potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan. Indonesia juga memiliki visi untuk membangun pasar karbon dan akan menjadi pemilik stok karbon terbesar di dunia," kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya