Kurs Rupiah Stabil Ditopang Data Inflasi saat Lebaran

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami pelemahan tipis pada perdagangan pagi ini, Kamis, 3 Juni 2021. Rupiah ditransaksikan di level bawah Rp14.300 per dolar AS.

Pemberlakuan Tax Holiday saat Pajak Minimum: Untung atau Buntung?

Di pasar spot, hingga pukul 10.00 WIB, rupiah telah ditransaksikan di kisaran Rp14.282 per dolar AS. Nilai tersebut melemah tipis 0,02 persen dari penutupan perdagangan kemarin Rp14.280.

Sementara itu, data terakhir kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia menetapkan nilai tengah rupiah di level Rp14.276 dari hari sebelumnya di level Rp14.292.

Ketertarikan China terhadap Minyak Nigeria

Baca juga: Nadiem Ingin Sekolah Tatap Muka Juli 2021: Tidak Ada Tawar Menawar

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan, pelemahan tipis yang cenderung stabil tersebut lebih disebabkan oleh sentimen positif pelaku pasar keuangan terhadap angka inflasi.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Data terakhir inflasi pada Mei 2021 yang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diangka 1,68 persen yoy dan sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 1,67 persen yoy.

Adapun secara bulanan, Andry menekankan, angka inflasi yang sebesar 0,32 persen mom, lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 0,29 persen mom. 

"Perkembangan positif didorong oleh publikasi data inflasi domestik yang masih menunjukkan perkembangan yang stabil," kata dia dikutip dari daily market review-nya hari ini.

Andry memperkirakan, inflasi pada 2021 akan sebesar 2,92 persen yoy, seiring dengan pemulihan ekonomi yang menyebabkan adanya potensi demand pull inflation.

Dia memandang bahwa dampak peningkatan money supply dari kebijakan stimulus ekonomi akan menyebabkan tekanan terhadap inflasi. 

Kondisi tersebut terutama terjadi pada semester kedua 2021 di mana mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi diperkirakan mulai pulih.

Pemulihan ini seiring dengan penanganan COVID-19 yang lebih baik dan percepatan pelaksanaan program vaksinasi sehingga mendorong permintaan dan memacu perputaran uang. 

"Selain itu, kami melihat juga terdapat potensi cost push inflation seiring dengan peningkatan harga komoditas dan harga input bahan baku akibat pemulihan ekonomi global," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya