Investor Waspadai Taper Tantrum, Rupiah Melemah

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah pada perdagangan Jumat, 4 Juni 2021. Rupiah masih bergerak di kisaran level bawah Rp14.300 per dolar AS.

Sri Mulyani Kumpul Bareng Menkeu G20 hingga IMF di AS Bahas Dampak Konflik Israel-Iran 

Di pasar spot, pada perdagangan pagi ini, rupiah ditransaksikan di level Rp14.295 per dolar AS. Nilai tersebut melemah sekitar 0,07 persen dari penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp14.285.

Adapun data terakhir kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia pada pukul 15.15 WIB kemarin menetapkan, nilai tengah rupiah di level Rp14.297 dari hari sebelumnya Rp14.276 per dolar AS.

Digempur Iran, Ini 5 Sistem Pertahanan Israel Tangkis Rudal hingga Laser

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, penguatan dolar AS tersebut pada dasarnya terjadi juga terhadap mata uang lainnya. Ini karena kewaspadaan investor terhadap percepatan pemulihan ekonomi AS.

"Investor sekarang menunggu data ekonomi utama AS termasuk klaim pengangguran awal, yang akan dirilis hari ini, untuk petunjuk tentang prospek ekonomi," tuturnya.

Iran Ancam Yordania Jadi Target Berikutnya Jika Bantu Israel

Baca juga: Kemnaker Buka-bukaan Soal Nasib Karyawan Giant, Ribuan Kena PHK

Jika data-data yang bakal dirilis hari ini, seperti data penggajian non-pertanian dan pengangguran tersebut menunjukkan angka yang membaik diperkirakannya akan memengaruhi kebijakan moneter AS.

"Pemerintah dan Bank Sentral AS yang mulai membuka wacana soal pengetatan. Dan bisa saja di tahun 2022 The Fed akan mengurangi pembelian obligasi atau taper tantrum dan menaikkan suku bunga," tuturnya,

Taper tantrum tersebut menurutnya akan memberikan dampak terhadap pasar keuangan di Indonesia sebagaimana yang terjadi pada 2013. Ini bisa memicu pembalikan modal ke AS..

"Dapat mendorong pembalikan arus modal dari negara-negara berkembang sehinggau nilai tukar rupiah merosot tajam. Hal ini menjadi pelajaran berharga dan perhatian pemerintah dan BI," ujarnya.

Dengan perkembangan tersebut, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah masih akan bergerak berfluktuasi dan akan ditutup melemah di rentang Rp14.265-14.310 per dolar AS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya