Laba Pertamina International Shipping Capai Rp1,1 Triliun pada 2020

Kapal Pertamina International shippiing.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – PT Pertamina International Shipping (PIS), meraih pendapatan usaha sebesar US$598,86 juta sepanjang 2020. Capaian itu melonjak 126 persen dibandingkan perolehan yang sama tahun sebelumnya, yang hanya sebesar US$493,97 juta.

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Direktur Keuangan PIS, Diah Kurniawati menjelaskan, kenaikan tersebut berhasil mendongkrak laba usaha perseroan yang meningkat 146 persen, dari US$67,62 juta pada 2019 menjadi US$98,83 juta pada 2020.

Di sisi lain, EBITDA PIS juga meningkat 206 persen dari US$80,16 juta di 2019, menjadi US$164,77 juta di 2020. Alhasil, kondisi tersebut membuat laba tahun berjalan juga ikut melonjak 126 persen, dari US$66,58 juta di 2019 menjadi US$83,70 juta pada 2020. 

Unilever Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 1,4 Triliun Kuartal I-2024

"Realisasi Laba Bersih Audited Perusahaan tahun 2020 meningkat, utamanya disebabkan oleh usaha optimasi operasi yang dilakukan," kata Diah dalam keterangan tertulisnya, Senin 14 Juni 2021.

Diah menambahkan, hal itu juga karena adanya kenaikan beban operasi berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan secara proporsional. Adapun kenaikan Beban Umum dan Administrasi, dipengaruhi oleh meningkatnya biaya terkait human capital.

United Tractors Tebar Dividen hingga Total Rp 8,2 Triliun

"Seiring dengan perluasan struktur organisasi dan biaya konsultansi untuk proses restrukturisasi," ujarnya.

Kenaikan laba bersih tersebut juga membuat posisi ekuitas perseroan ikut terdongkrak, dari US$263,65 juta pada 2019 menjadi US$347,33 juta pada 2020. Sementara untuk Aset di tahun lalu tercapai US$548,36 juta, atau naik dari tahun sebelumnya sebesar US$419,06 juta. 

Selain itu, total liabilitas perseroan untuk 2020 tercatat mencapai US$201,02 juta, atau meningkat dari 2019 yang sebesar US$155,40 juta. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya utang usaha, seiring dengan meningkatnya beban operasi. 

Dari aspek aset perusahaan, lanjut Diah, Total Aset Audited 2020 juga meningkat, disebabkan oleh adanya penambahan Asset Under Construction (2 VLCC New Building).

"Selain itu, kenaikan aset juga dipengaruhi oleh meningkatnya Kas dan Setara Kas, dan pencatatan Aset Hak Guna sebagai salah satu dampak penerapan PSAK 73," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya