Benarkah Mudik Buat COVID-19 Melonjak, Begini Catatan Danareksa

Ilustrasi pasien covid-19.
Sumber :

VIVA – Persoalan mudik Lebaran atau Idul Fitri 2021 menjadi salah satu kambing hitam dari lonjakan Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Pemerintah bahkan mengatakan hal ini sebagai cerminan dampak mudik ramai-ramai.

Sambut Lebaran 2024, Menko Luhut: Momentum Mempererat Kerukunan Serta Kekompakan

Akan tetapi, mengutip dari laporan Danareksa Reserach Institute (DRI) bertajuk 'Hari Raya Idul Fitri, Momentum Pemulihan Ekonomi' tergambar bahwa masyarakat malah cenderung patuh terhadap kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah sendiri.

Berdasarkan laporan DRI's Pulse Check edisi Juni 2021 tersebut, tergambar bahwa 93,27 persen kegiatan masyarakat selama Lebaran pasca pelarangan mudik berada di rumah, 46,11 persennya silaturahmi dalam kota dan hanya 2,49 persennya yang mudik luar kota.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Di sisi lain, rendahnya mobilitas selama libur Lebaran juga terlihat pada Google Mobility Index. Laporan yang dikomandoi Chief Economist DRI Moekti P. Soejachmoen ini mengungkapkan, secara umum mobilitas pada semua tempat atau fasilitas publik juga menurun pada periode libur Lebaran kecuali taman rekreasi.

Akan tetapi, di tengah terbatasnya pergerakan masyarakat tersebut, DRI mengatakan laju konsumsi meningkat di berbagai daerah. Terutama untuk bahan makanan sejalan dengan naiknya permintaan di Ramadhan maupun jelang Idul Fitri.

Ada Korupsi Timah Ratusan Triliun, Luhut Tegaskan Hal Ini Harus Segera Dirampungkan

"Tingkat konsumsi masyarakat secara umum meningkat yang tercermin dari inflasi inti yang meningkat tajam dari bulan sebelumnya. Month to month 0,14 persen dan year on year 1,18 persen," kata dia dikutip dari laporan tersebut, Rabu, 16 Juni 2021.

Adapun komoditas yang mengalami peningkatan harga diantaranya ayam 4,9 persen, daging 2,811 persen, telur ayam 2,377 persen, minyak goreng 2,5 persen, bawang putih 0,6 persen, beras 0,18 persen dan gula hanya sebesar 0,04 persen secara bulanan pada Mei 2021.

Sebelumnya, disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang mengatakan bahwa lonjakan COVID-19 ini merupakan bagian dari buah hasil mudik ramai-ramai Lebaran tahun ini.

"Ini kesalahan kita ramai-ramai. Pemerintah sudah habis-habisan minta kita stay at home, tidak mudik. Kemarin kita ramai-ramai, ya ini buahnya," kata dia pada Selasa, 15 Juni 2021.

Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) ini pun meminta masyarakat dan pemerintah untuk waspada menyikapi lonjakan kasus aktif COVID-19. 

Ia juga mengingatkan para pemimpin untuk selalu bisa memberikan contoh baik untuk bisa menekan penularan virus corona.

"Kita semua harus melakukan perenungan. Kalau kita sebagai pemimpin tidak memberikan contoh, ini dampaknya seperti ini. Banyak korban yang kita sadari langsung ataupun tidak langsung akibat kelakuan kita sendiri," katanya.

Wapres ke-10 dan 12 sekaligus politikus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla di Perpusnas, Jakarta Pusat, Senin, 4 Maret 2024

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku bersyukur Lebaran pada tahun ini lebih ramai dan syahdu daripada tahun-tahun sebelumnya ketika wabah COVID-19 melanda.

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024