Bappenas Ingin 20 Juta Tenaga Kerja Terserap di Industri Pengolahan

Presiden Jokowi dan Kepala Bappenas di beranda Gedung Bappenas.
Sumber :
  • Dok. Kementerian PPN/Bappenas

VIVA – Pemerintah menargetkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan atau manufaktur meningkat pesat pada tahun depan. Ini tertuang dalam sasaran program prioritas untuk tahun anggaran 2022.

Dharma Polimetal Tebar Dividen 2023 Rp 171,29 Miliar, 28 Persen dari Laba Bersih

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas mengungkapkan, peningkatan target ini seiring dengan sasaran target pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar 5,2-5,8 persen. 

Oleh sebab itu, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pada 2022 jumlah tenaga kerja industri pengolahan ditargetkan sebanyak 20,9 juta orang.

Asia Tenggara Bisa Jadi Pemimpin Industri Kripto Dunia, Begini Penjelasannya

Target tersebut jauh lebih tinggi dari jumlah tenaga kerja industri pengolahan pada 2019 yang sebanyak 18,9 juta orang serta jauh lebih tinggi dari target 2020 yang 17,48 juta dan 2021 yang sebanyak 18,35 juta orang.

Target-target untuk hingga tahun 2021 tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2020 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

"Kami ingin agar dengan adanya peningkatan produktivitas di sektor industri ini akan meningkatnya jumlah tenaga kerja di industri pengolahan," kata dia di ruang rapat Badan Anggaran DPR, Jakarta, Rabu, 16 Juni 2021.

Sementara itu, jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata ditargetkan dapat mencapai 14,7 juta orang pada 2022. Jauh lebih tinggi dari baseline 2019 yang sebesar 14,96 juta orang, 13,61 juta pada 2020 dan 14,3 juta 2021.

Adapun untuk jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif ditargetkan sebanyak 18,6 juta orang pada tahun depan. Jauh lebih tinggi dari baseline 2019 yang 14,96 juta, 13,9 juta pada 2020 dan 14,3 juta orang pada 2021.

"Ini untuk pertumbuhan ekonomi yang sudah disepakati sebelumnya sebesar 5,2-5,8 persen. Ini kami breakdown ke berbagai sektor tersebut," ungkap Amalia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya