Kemenhub Soroti Pembangunan Ambon New Port, Kajian Dilakukan

Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan Transportasi Laut dan SDP Gunung Hutapea.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenhub.

VIVA – Kementerian Perhubungan terus melakukan kajian potensi pengembangan infrastruktur transportasi di daerah menggandeng otoritas setempat. Kali ini hal tersebut dilakukan Maluku, beekerja sama dengan Universitas Patimura dan Pemerintah Daerah setempat.

Jokowi Pantau Ekspor Mobil di Pelabuhan Patimban Hari Ini

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut dan SDP Gunung Hutapea selaku perwakilan dari Kepala Badan Litbang Perhubungan, juga telah melakukan pertemuan dengan kedua otoritas itu untuk segera melakukan kajian bersama.

“Kami mengharapkan kajian–kajian yang berasal dari isu–isu strategis di wilayah Maluku, sehingga hasil kajian nanti dapat benar-benar diaplikasikan dan mendapatkan hasil yang maksimal,” ujar Gunung dikutip dari keterangannya, Senin, 24 Juni 2021.

Tarif Angkutan Barang akan Diatur Kemenhub

Baca juga: Sandiaga Uno Takjub dengan Pesona Pariwisata Gowa Sulsel

Menurut dia, beberapa potensi kajian transportasi yang dilakukan salah satunya pembangunan Ambon New Port. Pembangunan tahap pertama pelabuhan ini sebesar 400 x 90 meter dinilai perlu pengamatan lebih lanjut.

Kemenhub: Tidak Ada UU ODOL, Hanya Penguatan Regulasi

“Pembangunan tahap 1 ini memang perlu diuji dulu seberapa besar kapasitas eksistingnya, bila produksinya melebihi dari ekspektasi, pasti tahap kedua akan dibangun lagi,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Mochammad Malawat mengatakan, pembangunan Ambon New Port penting dilakukan, karena memiliki  pelabuhan perikanan modern yang pertama dibangun di Ambon.

“Untuk Pelabuhan perikanan tersebut, sudah ada perjanjian antara Menteri Perhubungan dengan Menteri KKP, itu posisinya untuk Ambon New Port,” tegas Malawat.

Selain isu strategis tentang Ambon New Port, lanjutnya, isu strategis adalah perpanjangan runway bandara di Banda Neira. Hal itu harus jadi perhatian karena adanya usulan Istana Mini di Banda Neira menjadi Istana Presiden.

Maka lanjutnya, perlu ada upaya perpanjangan runway bandara di Banda Neira. Yang saat ini hanya 960 meter, menjadi 1.400 meter.

“Hal ini membutuhkan kajian kolaborasi antara Balitbanghub, Unpati, dan Dinas Perhubungan Provinsi. Tentunya Seaplane juga menjadi perhatian kami selanjutnya,” ujar Malawat.

Rektor Unpatti Saptenno menegaskan dukungannya terkait kolaborasi kajian transportasi yang dilakukan bersama Balitbanghub. Menurutnya kunjungan ini menjadi penting, karena dapat menjadi wadah untuk menggali potensi-potensi kolaborasi penelitian.

“Ini penting karena ke depan ada proyek-proyek nasional yang akan datang di Maluku, misalnya Lumbung Ikan Nasional, Ambon New Port, serta Blok Masela, yang membutuhkan infrastruktur perhubungan yang baik, aman, dan melayani masyarakat,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya