DPR Nilai Opsi Diversifikasi Usaha Bisa Dorong Kinerja Garuda

Miniatur Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia.
Sumber :
  • instagram @garuda.indonesia

VIVA – Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengatakan maskapai Garuda Indonesia perlu meningkatkan sinergi dengan berbagai BUMN dan korporasi potensial untuk fokus diversifikasi usaha guna tingkatkan kinerja.

BMKG Temukan Ketebalan Tutupan Es di Papua Berkurang 4 Meter

"Garuda perlu segera melakukan aksi korporasi dengan melaksanakan diversifikasi usaha," kata Herman Khaeron dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa 22 Juni 2021.

Herman menyadari bahwa sektor penerbangan pada masa pandemi ini sedang bermasalah sehingga sangat dibutuhkan dukungan dan kepercayaan politik dari seluruh pihak.

Badan Geologi: Potensi Tsunami Akibat Gunung Ruang Bisa Setinggi 25 Meter

Ia menegaskan tetap mendukung eksistensi PT Garuda Indonesia Tbk sebagai maskapai penerbangan nasional bagi Indonesia.

Untuk itu, ujar dia, seluruh direksi harus berpikir out of the box untuk mencari jalan keluar permasalahan, misalnya memaksimalkan BUMN potensial yang bisa menunjang operasional maskapai Garuda Indonesia.

Biaya Hidup di Jakarta Makin Mahal, Pengamat: Pemudik Tidak Lagi Bawa Keluarga

Herman mengemukakan ada banyak dari bisnis di BUMN yang bisa disinergikan dengan Garuda, seperti sektor kargo, di mana saat ini PT Pos Indonesia disebut sedang kebanjiran order penyaluran bansos.

Sinergi lainnya, lanjutnya, misalnya dengan pihak perusahaan infrastruktur yang memang sedang membutuhkan banyak pengangkutan, sehingga sebenarnya merupakan peluang bisnis baru bagi Garuda pada era pandemi.

Sebelumnya, pengamat penerbangan Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati mengatakan bisnis penerbangan domestik terbuka lebar bagi PT Garuda Indonesia dengan mengelola pasar premium dan korporasi.

"Konsep Garuda full service, sehingga konsentrasi ke market premium dan korporasi. Potensi pasar korporasi bisa mencapai 15 ribu perusahaan, tapi itu belum digali karena 10 ribu sisanya cenderung naik maskapai lain," kata Arista.

Arista menjelaskan korporasi yang telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Garuda Indonesia mencapai 5.000-an perusahaan. Para pejabat setingkat manajer menggunakan maskapai ini untuk melakukan perjalanan kerja dan bisnis.

Menurutnya, pasar korporasi sangat bergantung dengan ketepatan waktu karena mobilitas mereka yang padat menuntut kejelasan jadwal penerbangan. Selain ketepatan waktu, unsur kejelasan asuransi dan kelengkapan alat keselamatan juga menjadi poin penting yang menjadi perhatian konsumen saat menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

Dia menyampaikan bahwa rencana pemerintah yang ingin menjadikan Garuda Indonesia untuk fokus pada bisnis penerbangan domestik merupakan keputusan tepat karena jumlah penumpang tujuan daerah lebih banyak ketimbang penumpang tujuan luar negeri.

Berdasarkan catatan Menteri BUMN Erick Thohir, konsumen Garuda Indonesia didominasi penumpang tujuan daerah sebanyak 78 persen dengan pendapatan mencapai Rp1.400 triliun. Sementara jumlah penumpang tujuan luar negeri tercatat hanya sebesar 22 persen dengan perolehan Rp300 triliun. (Ant)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya