Kemenperin Gandeng 7 Perusahaan Genjot Kualitas SDM Industri Kertas

Produksi Kertas Industri Meningkat
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kementerian Perindustrian terus mendorong kinerja industri kertas di tanah air saat ini guna mendorong ekonomi nasional. Hal tersebut salah satunya dilakukan dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. 

Industri Facility Manajemen Indonesia di Atas Vietnam dan Kamboja

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin menjalin kerja sama dengan tujuh perusahaan industri kertas untuk membuka program setara D1 Teknologi Kertas. 

Para lulusan nantinya ditempatkan bekerja di tujuh perusahaan tersebut, yaitu PT Eco Paper Indonesia, PT Surabaya Mekabox, PT Kertas Padalarang, PT Enggal Subur Kertas, PT Pemalang Agro Wangi, PT Budi Makmur Perkasa, serta PT Indah Kiat Pulp dan Kertas Tbk Serang Mill. 

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

“Keberadaan SDM terampil menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri, di mana industri merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan berharap peserta program ini memanfaatkan kesempatan ini dengan baik,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan pada Penandatangangan MoU itu secara virtual, Kamis 22 Juli 2021).

Baca juga: Update Pendaftar CPNS, Ini Formasi yang Masih Sepi Peminat

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM

Menurut Arus, penyelenggaraan Program Setara D1 Teknologi Kertas ini merupakan bagian dari program Kemenperin yang memfasilitasi 899 mahasiswa untuk bisa mengikuti pendidikan vokasi dan bisa langsung bekerja di industri. Mereka berasal dari 10 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota di Indonesia.

“Kebutuhan tenaga kerja industri kertas dan barang kertas sebanyak 241.651 pada tahun 2020, sedangkan kebutuhan pada tahun 2021 diperkirakan bertambah mencapai 10.563 orang,” ungkapnya.

Seperti diketahui, industri pulp di Indonesia mampu berdaya saing dengan menempati peringkat ke-8 dunia, dan industri kertas di peringkat ke-6 dunia. Daya saing ini, selain ditopang oleh ketersediaan bahan baku, juga didukung dengan adanya SDM industri kompeten dan pemanfaatan teknologi.

Apalagi, perkembangan permintaan global terhadap produk industri pulp dan kertas, baik di dalam negeri maupun ekspor masih menjanjikan, seperti produk kertas tissue, kertas kemasan dan sebagainya. Bahkan, dengan tren transaksi e-Commerce yang kian meningkat, juga dapat mendorong kebutuhan kertas untuk kemasan kertas dan karton sehingga industrinya bisa tumbuh.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan menyampaikan, program perkuliaan ini diselenggarakan oleh Politeknik STMI Jakarta melalui Program Studi Teknik Kima Polimer (TKP). 

“Peserta mengikuti perkuliahan selama dua semester dengan total 43 SKS dengan kombinasi daring dan luring disesuaikan dengan kondisi pandemi sekarang ini. Sementara untuk Praktek Kerja Industri, akan dikerjakan di masing-masing perusahan dan ruang laboratorium di BBPK,” paparnya.

Bukan hanya program setara D1 Teknologi Kertas ini saja, lanjut Iken, tahun ini Politeknik STMI Jakarta juga telah menyelenggarakan Program Pendidikan Setara D1 untuk bidang Alat Berat. Hal itu bekerja sama dengan PT. Komatsu Indonesia sebanyak dua angkatan yang dilaksanakan oleh Program Studi Teknik Industri Otomotif.

Sementara itu, Direktur PT Indah Kiat Pulp dan Kertas Tbk Serang Mill, Heppy Moiras memaparkan bahwa penyelenggaraan program setara D1 Teknologi Kertas merupakan langkah awal dari industri kertas dalam mendapatkan pasokan SDM secara spesifik. Yang belum dapat di pasok oleh pendidikan secara umum. 

“Kerja sama seperti ini kami harapkan terus dapat ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing Industri Kertas nasional,” ujar Heppy. 

Menurutnya, kebutuhan tenaga kerja di sektor ini begitu besar dan baru hanya tercukupi sebagian kecil saja. Pada tahun 2019, kapasitas produksi kertas nasional sebesar 10,1 juta ton dengan konsumsi 6,3 juta ton. 

Sementara itu, pulp tercatat sebagai salah satu komoditas yang memiliki potensi ekspor sebesar 5,3 juta ton. Meskipun di tengah dampak pandemi COVID-19, permintaan pulp dan kertas secara global masih meningkat sekitar 2,1 persen. Sedangkan, di dalam negeri, dalam lima tahun terakhir ini permintaannya tumbuh mencapai 63 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya