Rupiah Loyo Usai BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2021

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah tipis pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat, 23 Juli 2021. Rupiah melemah usai perdagangan kemarin menguat cukup signifikan di level bawah Rp14.500 per dolar AS.

Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS Imbas Serangan Langsung Iran ke Israel

Di pasar spot, hingga pukul 09.25 WIB, rupiah telah ditransaksikan kembali di level Rp14.500 per dolar AS. Melemah sekitar 0,12 persen dari level penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp14.482 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menetapkan nilai tengah rupiah terakhir di level Rp14.508. Menguat cukup signifikan dari nilai tengah hari sebelumnya di level Rp14.543.

Loyo, Rupiah Dibuka Melemah Jelang Libur Lebaran Idul Fitri

Baca juga: Ekonom Senior Christianto Wibisono Tutup Usia, Ini Profilnya

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan yang terjadi terhadap pergerakan rupiah hari ini pada dasarnya masih dipengaruhi oleh sentimen negatif pelaku pasar terhadap perkembangan varian delta COVID-19.

Rupiah Melemah jadi Rp15.906, Dipicu Solidnya Ekonomi AS

Akan tetapi secara umum, pelemahan ini masih terkompensasi oleh berbagai sentimen positif yang dipicu oleh kebijakan moneter bank sentral di berbagai penjuru negara yang longgar atau dovish.

Bank sentral Eropa misalnya yang telah mempertahankan stimulus moneter besar-besaran untuk zona euro. Mereka juga mengisyaratkan dukungan dalam bentuk stimulus masih berlanjut untuk mencapai target inflasi yang baru.

"Bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan sikap dovish dan menerapkan perubahan dalam strateginya untuk pertama kalinya," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Sentimen positif juga dikatakannya muncul dari dalam negeri, setelah pemerintah memperbesar peluang dilonggarkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat atau yang saat ini disebut PPKM Level 3 dan 4, pada 26 Juli mendatang.

Meski begitu, dia mengingatkan, Indonesia (BI) telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik menjadi 3,5-4,3 persen dari sebelumnya 4,1-5,1 persen. Pandemi COVID-19 yang terus merebak akibat varian delta menjadi pertimbangan utama.

"Titik tengah dari proyeksi baru itu, adalah 3,9 persen. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, masih ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2021 lebih tinggi dari titik tengah tersebut," ungkap dia.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memperkirakan, mata uang rupiah kemungkinan akan diperdagangkan secara  berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.460-14.510 per dolar AS. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya