Kondisi 3 Jembatan di Jateng Sudah Tak Layak, PUPR Bangun yang Baru

Kondisi eksisting jembatan gantung Karangwotan Pati.
Sumber :
  • PUPR

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan tiga buah jembatan gantung di Provinsi Jawa Tengah untuk memperlancar aksesibilitas warga di perdesaan. Ketiga jembatan gantung tersebut tergabung dalam paket pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung Pager Gunung CS.

Kemenpan-RB Siapkan 200 Ribu Formasi Calon ASN untuk Ditempatkan di IKN

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan. 

"Terutama dalam beraktivitas menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga," ujarnya dikutip dalam keterangan resmi, Jumat 23 Juli 2021.

Kejar Target Pembangunan, Pekerja Proyek IKN Mudik Diantar Pakai Hercules

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah Satrio Sugeng Prayitno mengatakan, terdapat tiga buah jembatan gantung yang akan dibangun yakni Jembatan Gantung Pager Gunung di Kabupaten Temanggung sepanjang 60 meter, Jembatan Gantung Karangwotan di Kabupaten Pati sepanjang 60 meter, dan Jembatan Gantung Bongpis di Kabupaten Jepara sepanjang 96 meter.

“Paket pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung Kali Pager Gunung CS dimulai pada Juni 2021 dan ditargetkan selesai pada November 2021," ungkap Satrio. 

Car Users Now Can Use the Bocimi Toll Road, PUPR Says

Dikatakan Satrio, di ketiga lokasi tersebut sudah memiliki jembatan gantung namun terbuat dari kayu yang kondisinya sudah tidak layak dan berbahaya. Demi keamanan warga yang melintas, maka BBPJN Jawa Tengah – D.I. Yogyakarta membangun jembatan gantung baru di sebelah jembatan lama. Jembatan baru yang sedang dibangun ini didesain untuk dapat dilalui oleh pejalan kaki maupun kendaraan bermotor roda dua. 

Satrio mengungkapkan, paket pekerjaan pembangunan Jembatan Gantung Kali Pager Gunung CS akan melibatkan masyarakat sekitar lewat skema program padat karya. Ini sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak pandemi COVID-19.

“Di masing-masing lokasi kita libatkan warga sekitar untuk pekerjaan padat karya yang tidak memerlukan keterampilan khusus seperti pemasangan batu untuk jalan pendekat kanan-kiri serta drainase,” ujar Satrio. 

Menurutnya, pembangunan jembatan gantung pejalan kaki relatif tidak memerlukan metode teknis yang rumit karena kerangka jembatan merupakan fabrikasi. Namun karena lokasinya yang terpencil menyebabkan tantangan tersendiri dalam memobilisasi alat berat.

“Untuk Bongpis di Jepara aksesnya lebih mudah, lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan raya. Tapi akses mobilisasi alat dan materialnya sulit, karena jalan kabupaten jadi ada beberapa titik yang tidak memungkinkan untuk dilalui oleh alat berat. Sementara kalau Pager Gunung harus buka lahan dulu, eksisting jalan benar-benar masih tanah, persawahan. Jadi kita buka dan lebarkan untuk mobilisasi alat,” tambah Satrio.  

Ia mengungkapkan, ketiga buah jembatan gantung tersebut memiliki jenis pondasi yang berbeda, karena menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Untuk Jembatan Gantung Pager Gunung menggunakan pondasi pasangan batu, sementara Karangwotan menggunakan beton siklop, dan Bongpis menggunakan tiang pancang spun pile.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya