Sumbangan UMKM ke Ekonomi Besar, Gubernur BI Jamin Keberpihakan Bank

UMKM
Sumber :
  • Humas BRI

VIVA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan sejumlah data besarnya kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terhadap perekonomian Indonesia. Untuk itu, dia memastikan perbankan akan selalu berpihak membiayai bisnis UMKM.

Terbitkan Aturan Penanganan Permasalahan Bank Umum, OJK Antisipasi Situasi Geopolitik Global

Perry mengatakan, saat ini terdapat 65,5 juta UMKM di Indonesia yang sumbangannya ke produk domestik bruto atau perekonomian Indonesia secara keseluruhan mencapai 57,1 persen. Angka itu setara dengan nilai Rp7.304 triliun.

Adapun penyerapan tenaga kerja UMKM dikatakannya mencapai 96,6 persen, angka ini hampir setara dengan 120 tenaga kerja. Di sisi lain, ekspor non migas UMKM pangsanya 15,17 persen atau sekitar US$339,2 miliar per tahun.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Baca Juga: Geger, Buaya 1,7 Meter Muncul di Selokan Warga Tambora

"Dan tentu dari sisi perbankan sekitar Rp1.150 triliun kredit perbankan itu untuk UMKM, kurang lebih sekitar 20,5 persen kredit perbankan itu untuk UMKM. Tentu saja masih perlu kita tingkatkan lagi," ujar Perry dalam diskusi virtual, Minggu, 25 Juli 2021.

Moody's Pertahankan Sovereign Credit Rating RI Baa2, Gubernur BI: Bentuk Kepercayaan Internasional

Oleh sebab itu, Perry menekankan, UMKM akan tetap menjadi andalan Indonesia untuk mendorong pemulihan ekonomi. Karenanya, pemerintah, BI dan kalangan perbankan akan terus mendukung UMKM dengan berbagai kebijakan dan insentif.

"Memang kami juga terus aktif mendukung UMKM ini. Di bidang UMKM berbagai langkah yang kami lakukan tidak hanya masalah pembinaan tapi juga mendorong UMKM kita go internasional dan go digital," tegasnya. 

Perbankan sendiri, ditegaskannya, terus mendukung akses pembiayaan bagi UMKM. Hingga Mei 2021, Perry mengungkapkan, total penyaluran kredit perbankan kepada UMKM telah tumbuh 2,5 persen, angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara umum sebesar 0,5 persen.

"Keseluruhan kredit itu cuma naik 0,5 persen, jadi kenaikan kredit ke UMKM paling tinggi di tengah masa sulit ini. Suku bunganya ada subsidinya dan juga ada berbagai penjaminan supaya suku bunga yang diterima UMKM juga rendah," papar Perry.

Supaya kinerja UMKM dapat terus meningkat, Perry menekankan pentingnya digitalisasi bisnis UMKM. Sebab, transaksi e-commerce hingga semester I-2021 telah tumbuh 63,4 persen atau senilai Rp186,7 triliun. 

"Itu transaksi e-eommerce tahun ini kita perkirakan 48,4 persen sehingga setahun transakasi e-commerce itu akan sebesar Rp395 triliun sehingga digitalisasi UMKM jadi penting unfuk bisa di transaksikan di e-commerce," ungkap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya