Bio Farma Punya Stok 123,5 Juta Vaksin COVID-19 Mentah

Stok vaksin di Bio Farma.
Sumber :
  • Adi Suparman/ VIVA.

VIVA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bio Farma terus memenuhi stok ketersediaan vaksin COVID-19 untuk mempercepat realisasi kekebalan kelompok atau herd immunity. Baik dalam bentuk mentah (bulk) maupun produk jadi dari berbagai vendor. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Tercatat, sejak 6 Desember 2020 hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang masuk ke Indonesia, sebanyak 151,9 juta dosis terdiri dari 123,5 juta dalam bentuk bulk dari Sinovac. Kemudian, 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish product dari AstraZeneca dan Moderna.

Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto menjelaskan, karantina untuk vaksin ini tidak hanya pada bentuk produk jadi saja, tetapi dilakukan juga pada bulk vaksin dengan proses yang lebih panjang, dibandingkan dengan vaksin dalam kemasan atau finish product

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

“Sebagai contoh untuk jenis vaksin Bulk yang diterima dari Sinovac, Bio Farma harus melakukan  karantina seperti uji internal oleh Quality Control (QC) Bio Farma,  dan perlu mendapatkan izin rilis dari quality assurance Bio Farma,  untuk selanjutnya akan masuk ke proses fill and finish di fasilitas produksi Bio Farma”, ujar Bambang, Selasa 27 Juli 2021.

Setelah selesai proses fill and finish pun, produk vaksin COVID-19 yang sudah jadi diwajibkan melalui proses karantina lagi  menunggu lot rilis  BPOM. Sedangkan untuk vaksin dalam bentuk finish product menjalani proses sampling dari Badan POM sebelum dapat digunakan oleh masyarakat.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Baca juga: Harus Tahu, Pastikan Dept Collector Bawa Dokumen Ini saat Penagihan

Bambang menambahkan, dalam setiap proses fill and finish bulk vaksin COVID-19, ada yang harus menjadi catatan. Yaitu mengenai adanya penyusutan dalam setiap proses pembuatan vaksin COVID-19. 

“Itulah yang menyebabkan jumlah dosis yang diterima dalam bentuk bulk, jumlahnya tidak akan sama dengan jumlah dosis pada saat menjadi finish product. Biasanya 10-15 persen lebih rendah dari jumlah bulk yang diterima, jadi dari target 140 juta dosis bulk vaksin yang akan diterima Bio Farma, diperkirakan akan menjadi kurang lebih 122.5 juta dosis produk jadi yang siap pakai," ungkapnya.

Penyusutan ini merupakan hal yang normal dalam setiap proses pembuatan vaksin jenis apapun, dan terjadi pada manufaktur mana pun di dunia ini. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, dimulai dari saat proses produksi di manufaktur maupun pada saat proses  pemberian vaksin di masyarakat.

“Hal itu karena dalam proses produksi mulai dari homogenisasi, filling, dan packing, akan ada vaksin yang hilang selama proses. Tentu pada proses ini ada wastage. Ini proses ini normal dan tidak bisa dihindari, misalnya di selang ada yang tersisa, tangki ada tersisa itu juga  ada wastage. Termasuk juga terjadi dalam proses packaging," ujar Bambang.

Dengan demikian, dari bulk yang telah diterima oleh Bio Farma sebanyak 123,5 juta dosis, diperkirakan akan dapat  menghasilkan vaksin COVID-19 sekitar 99.5 juta dosis vaksin jadi. Per tanggal 26 Juli 2021, dari jumlah bulk 123.5 juta dosis, baru kami proses 110,7 juta dosis dan menghasilkan  produk jadi sekitar 90,1 juta dosis produk jadi, dengan jumlah produk jadi yang rilis pada bulan Juli diperkirakan sebesar 16.6 juta dosis dan siap didistribusikan di bulan agustus sebesar 19.8 juta dosis.

“Terhitung tanggal 26 Juli 2021 kemarin, total vaksin COVID-19 yang sudah jadi kurang lebih sudah 90,1 juta dosis, 65,8 juta dosis diantaranya sudah memperoleh lot rilis, sedangkan sisanya sebanyak 24,3 juta dosis, masih menunggu lot rilis dari Badan POM," terangnya.

Untuk diketahui, vaksin yang dirilis baik produksi Bio Farma dan vaksin jadi (AstraZeneca dan Moderna) sebanyak 87 juta dosis. Sedangkan untuk vaksin yang sudah terdistribusi, secara akumulasi total 77,9 juta dosis, terdiri dari CoronaVac sebanyak 3 juta dosis, AstraZeneca sebanyak 9.2 juta dosis, Covid-19 BioFarma sebanyak 65,7 juta dosis. 

Proses distribusi dari Bio Farma terus berjalan sesuai dengan alokasi yang diberikan Kementerian Kesehatan. Menggunakan stok yang sudah mendapatkan lot rilis BPOM.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya