Investasi Belanda Geser Jepang di Indonesia, Menteri Bahlil Bahagia

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, investasi asing yang masuk ke Indonesia pada kuartal II-2021 sebesar Rp116,8 triliun.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Dari situ, mayoritas investasi masuk atau 26,4 persennya berasal dari Singapura dengan nilai mencapai US$2,1 miliar. Selanjutnya, Hong Kong US$1,4 miliar atau setara 18,1 persen. 

Pada urutan ketiga, ditempati oleh Belanda sebesar US$1,1 miliar, lalu ada Jepang dengan total investasi US$700 juta serta China US$600 juta. Bahlil pun bahagia, Belanda menggeser posisi Jepang.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

"Yang menarik ini Belanda menggeser Jepang nih menjadi nomor tiga, yakni US$1,1 miliar dan Jepang US$0,7 miliar dan Tiongkok US$0,6 miliar," katanya saat konferensi pers, Selasa, 27 Juli 2021.

Menurut Bahlil, dengan pesatnya realisasi investasi yang masuk dari Belanda, menandakan bahwa negara-negara kawasan Uni Eropa semakin percaya menanamkan modalnya di Indonesia.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Baca juga: Menkeu: Dana Penanganan COVID-19 Dunia Sudah Tembus US$11 Triliun

Sebab, dia menekankan, setelah Inggris hengkang dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan istilah Brexit, Belanda menjadi hub investasi negara-negara eropa ke Indonesia, seperti Singapura.

"Nah di kuartal I yang masuk lima besar Swiss, di kuartal II Belanda nyodok ke tiga besar, ini artinya sebuah pesan yang positif bagi dunia internasional khususnya Eropa kepada Indonesia," papar Bahlil.

Dari total penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke Indonesia tersebut, sebagian besar masuk ke wilayah Jawa Barat. Dengan total investasi sebesar Rp1,58 miliar dan jumlah proyek 1.987.

Kemudian, masuk ke DKI Jakarta senilai Rp962,4 juta dengan proyek sebanyak 3.925, Maluku Utara Rp952,2 dengan proyek 59 dan Sulawesi Tengah senilai Rp523,3 triliun dengan proyek sebanyak 100.

"Perintah pak presiden harus investasi yang inklusif, jangan yang besar-besar aja tapi UMKM juga diurus, jangan urus investasi di Jawa aja, tapi juga di Luar Jawa, makanya kami konsisten," ungkap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya