Obat dan Produk Kesehatan Pemicu Utama Inflasi, Ini Rinciannya

Polda Jateng awasi harga obat COVID-19 dan tabung oksigen di apotek. (Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan, inflasi Juli 2021 sebesar 0,08 persen secara bulanan. Pemicu utamanya, terjadi kenaikan harga yang pesat di kelompok pengeluaran kesehatan.

Gejala Asam Urat yang Wajib Diwaspadai oleh Banyak Orang, Bisa Sebabkan Masalah Serius

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 0,24 persen, terbesar dibanding kelompok pengeluaran lain. Adapun sumbangannya ke total inflasi 0,01 persen.

"Jadi kalau dilihat kelompok pengeluaran yang paling tinggi inflasinya di kelompok kesehatan," kata dia saat konferensi pers, Senin, 2 Agustus 2021.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 2 Agustus 2021: Global Turun, Antam Stagnan

Margo pun merincikan, jika dirincikan berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok obat-obatan dan produk kesehatan. Angka inflasinya mencapai sebesar 0,47 persen

Belimbing Wuluh Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Tubuh, Ini Daftarnya

"Dan juga pada sub kelompok pada jasa rawat yang terjadi inflasi sebesar 0,06 persen," ujarnya.

Adapun kelompok pengeluaran kedua yang paling besar mengalami inflasi pada Juli 2021 ini adalah kelompok pendidikan yang mengalami inflasi 0,18 persen dengan andilnya sebesar 0,01 persen.

Selanjutnya, kelompok pengeluaran ketiga yang inflasinya tinggi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 0,15 persen dengan andilnya sebesar 0,04 persen.

Menurut dia, inflasi ini dipicu kenaikan harga cabai rawit dengan inflasi 0,03 persen. Diikuti kenaikan harga tomat bawang merah, cabai merah dan rokok kretek filter masing-masing 0,01 persen

Khusus komoditas cabai rawit, Margo menjelaskan, memang memberikan andil besar ke inflasi. Ini diakibatkan selain faktor cuaca juga ada faktor masuknya musim peralihan atau pancaroba.

"Dari kota-kota yang kita pantau cabai rawit kenaikanya tertinggi terjadi di Probolinggo 68 persen dan juga di Meulaboh 61 persen," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya