Agar Pertumbuhan Ekonomi Tetap Tinggi, Ini Permintaan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anwar Sadat/VIVA.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan cara atau strategi pemerintah untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti kuartal II-2021 yang tumbuh hingga 7,07 persen secara tahunan.

Lebih Rendah dari Vietnam dan Filipina, Ekonomi Indonesia Diramal IMF Tumbuh Cuma 5 Persen

Meski adanya penyebaran varian delta COVID-19 hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat atau level 4, tren pemulihan yang terjadi hingga periode tersebut dapat terus berlanjut pada kuartal-kuartal berikutnya.

Dia pun mengungkapkan, supaya pemulihan ekonomi bisa cepat terjadi seperti kondisi kuartal II-2021, maka kunci utama yang harus dilakukan ada mencegah penyebaran COVID-19. Oleh sebab itu, semua pihak dimintanya menjaga protokol kesehatan.

Iran-Israel Memanas, Sri Mulyani Kumpulkan Pejabat Kemenkeu Bahas Antisipasi Situasi Ekonomi

"Kita harap momentum pemulihan ekonomi akan bisa terjaga, tentu ini hanya bisa dilaksanakan apabila seluruh pelaku ekonomi dan masyarakat ikut menjaganya," ujar Sri saat konferensi pers, Kamis, 5 Agustus 2021.

Baca juga: Bos Alfamart Jadi Orang Terkaya ke-9 di RI, Ini Sepak Terjangnya

ADB Proyeksikan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Tumbuh 4,9 persen pada 2024

Akan tetapi, Sri mengakui, pada kuartal III-2021 akan sulit mendorong pertumbuhan di atas 7 persen. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang kencang, kata dia, dapat terjadi jika COVID-19 bisa dikendalikan dan masyarakat bisa beraktivitas kembali.

"Kita masih berharap antara range 4,0-5,7 persen untuk kuartal III. Ini sebuah tantangan karena kita hanya bisa melakukan upper end apabila delta bisa dikendalikan dan mobilitas serta kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan normal," ujarnya.

Sri pun mengungkapkan, karena kondisi ini, pemerintah telah menyiapkan strategi dengan memfokuskan pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 untuk mendukung sisi permintaan yang menjadi salah satu faktor pendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Sisi permintaan ini didorong dengan cara memperkuat konsumsi rumah tangga melalui ekspansi belanja pemerintah untuk keperluan perlindungan sosial. Misalnya untuk pemberian sembako, bantuan sosial tunai hingga program keluarga harapan.

Kemudian, mendorong konsumsi pemerintah untuk kepentingan membantu usaha mikro, kecil dan menengah, pembelian alat-alat kesehatan, alat pelindung diri (APD) maupun iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Di sisi lain, investasi sektor publik juga akan didorong. Caranya adalah dengan memperkuat belanja modal pemerintah untuk keperluan infrastruktur hingga program padat karya. Sehingga, laju ekonomi bisa terus bergerak.

"PEN kami di 2021 dalam APBN tetap fokusnya mendukung demand side maupun dari sisi sektor produksi. Dari sisi demand side konsumsi rumah tangga seperti kita meningkatkan bansos," ujar Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya