Penumpang Anjlok, Ini Cara Garuda Indonesia Optimalisasi Pendapatan

Pesawat Garuda Indonesia
Sumber :
  • Dok. Garuda Indonesia

VIVA – PT Garuda Indonesia menyatakan punya langkah untuk mengoptimalkan pendapatan di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat penyebaran Pandemi COVID-19.

Garuda Indonesia Bakal Gabung ke InJourney Oktober 2024, Ini Harapan Dirut

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui, selama PPKM terjadi tekanan terhadap jumlah penumpang yang berakibat pada minimnya penerbangan maskapai. Penurunan penumpang tentu berdampak kepada pendapatan perusahaan.

"Tentu saja memang implikasi dari PPKM ini adalah terjadinya pembatasan perjalanan dan kami terus mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintah," tegas dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat, 13 Agustus 2021.

Garuda Indonesia Dipanggil KPPU, Dirut Pastikan Tak Ada Kartel Harga Tiket Pesawat

Baca juga: Menakar Cadangan Migas di Blok Rokan yang Kini Dikelole Pertamina

Meski begitu, Irfan memastikan, masih ada peluang besar dari bisnis penerbangan saat ini, khususnya penerbangan layanan kargo. Secara internasional, dia menekankan, layanan kargo bagi Garuda masih tinggi terutama ke China.

Menhub Ingatkan soal Harga Tiket Pesawat, Ini Penjelasan Dirut Garuda

"Seperti diketahui kita akan sangat fokus ke kargo dan prospeknya sangat baik, kita terus-menerus menyaksikan peningkatan jumlah kargo per penerbangan dan alhamdulillah," papar dia.

Secara rata-rata, Irfan melanjutkan, untuk tipe pesawat besar Garuda melalui fokus bisnis ini, mampu terisi di atas 25 ton kargo setiap penerbangan. Oleh sebab itu, dia memastikan layanan penerbangan kargo yang dioptimalkan berbasis profit.

"Alhamdulillah beberapa penerbangan internasional kita baik itu ke negara China atau negara-negara lain saat ini diisi cukup banyak oleh kargo dengan jumlah yang sangat fenomenal," ungkapnya.

Selama adanya PPKM, Irfan mengaku belum bisa mengharapkan isian penumpang yang maksimal. Karenanya, perbaikan model bisnis dan efisiensi ke depannya akan terus dilakukan sambil melakukan restrukturisasi atau menyelesaikan kewajiban perseroan.

"Semua belum final, business plan belum final, proposal belum final, begitu nanti semua sudah jadi adalah kewajiban bagi kami sebagai bagian perusahaan terbuka untuk menyampaikan nantinya proposalnya seperti apa kira-kira," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya