GMF Aeroasia Bukukan Pendapatan Operasional US$253 Juta pada 2020

Perawatan pesawat di Garuda Maintenance Facility atau GMF AeroAsia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia, mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan tahun buku 2020 dalam pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini.

Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp 8,1 Triliun hingga Maret 2024

"Dengan membukukan pendapatan operasional sebesar US$253,8 juta," ujar Vice President Corporate Secretary & Legal GMF, Rian Fajar Isnaeni, dalam telekonferensi, Jumat 20 Agustus 2021.

Rian menyampaikan bahwa untuk menghadapi dinamika pandemi COVID-19 dan iklim industri penerbangan yang masih dibayangi oleh ketidakpastian, pihaknya telah menerapkan sejumlah langkah strategis sejak tahun 2020 lalu.

Laba Bersih Bank Jago Naik 24 Persen Kuartal I-2024, Intip Sumber Cuannya

Baca Juga: Selesai Diklat Bela Negara, 18 Pegawai KPK Diusulkan Jadi ASN

Antara lain yakni melalui optimalisasi pekerjaan redelivery oleh lessor, serta diversifikasi usaha ke segmen kargo, private/business jet, industri pertahanan, serta non-aviasi yang tidak terlalu terdampak pandemi.

Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023

Selain itu, perseroan juga telah menerapkan kebijakan manajemen arus kas dan optimalisasi kapasitas produksi, untuk menjaga keberlangsungan usaha. Langkah tersebut diharap mampu menekan beban usaha, dan mencatatkan pertumbuhan pendapatan pekerjaan redelivery oleh lessor

"Serta meraup alternatif pendapatan melalui diversifikasi bisnis yang dijalankan," ujarnya.

Selain itu, Rian juga melaporkan capaian positif di kuartal I-2021, yang menurutnya masih menjadi periode menantang bagi para pelaku industri aviasi. Di mana, dampak pembatasan serta pergerakan masyarakat masih menekan kinerja operasional perseroan.

Meski demikian, perseroan berhasil memangkas beban usaha hingga lebih dari separuh atau 51,5 persen secara year-on-year (YoY), yakni dari US$139,7 juta pada kuartal I-2020 menjadi US$67,7 juta pada kuartal I-2021.

Adapun, beban subkontrak dan material menjadi komponen biaya yang mengalami penurunan paling signifikan. Penurunan beban usaha tersebut juga turut berkontribusi dalam menekan rugi bersih yang dialami perseroan, hingga lebih dari 72,1 persen dari kuartal yang sama di periode sebelumnya.

Lebih lanjut, kata Rian, pada akhir kuartal I-2021 pihaknya juga berhasil mencatatkan perolehan earning before interest, tax, depreciation, amortization (EBITDA) positif senilai US$2,6 Juta, berbalik dari EBITDA negatif yang dibukukan pada periode yang sama di tahun sebelumnya senilai minus US$28,2 Juta.

"Perbaikan indikator keuangan ini menunjukkan pemulihan kinerja perseroan secara bertahap, lewat strategi-strategi pemulihan kinerja yang diterapkan sejak tahun 2020 lalu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya