Tren Ekonomi Digital Sampai 2030, DBS Ungkap Strategi Investasi Baru

Bank DBS Indonesia.
Sumber :
  • dbs.com

VIVA – Bank DBS Indonesia mengungkapkan mega tren ekonomi digital dan teknologi akan terus berkembang sebagai ekonomi baru, setidaknya hingga 2030. Terlihat dari outlook ekonomi global, perkembangan pasar modal, serta kenaikan industri ekonomi digital dan e-commerce.

Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce Daerah Non-Urban, Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa

Pertumbuhan ekonomi digital akan tumbuh delapan kali lipat pada 2030. Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PSME) atau e-commerce akan memiliki peran yang sangat besar, yaitu sebesar 34 persen. Selain itu, B2B juga akan tumbuh 13 persen dan health-tech sebesar 8 persen.

Head of Investment and Advisory Bank DBS Indonesia, Djoko Soelistyo menjelaskan, salah satu indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan dengan inovasi teknologi yang menjadi bagian dari ekonomi baru.

Lebaran Pengeluaran Membengkak? Ini 7 Tips Menyiasatinya Biar Lebih Hemat

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Terhambat PPKM, Defisit Transaksi Berjalan Tak Naik

"Adalah dari performa NYSE R&D Innovation Index sejak tahun 2000 yang telah bertumbuh sebesar 449 persen, jauh di atas performa Nasdaq Index," ujar dia dalam diskusi virtual, Minggu, 22 Agustus 2021.

Integrasi TikTok Shop-Tokopedia Rampung, Kemendag Pastikan Awasi Ketat Transaksi

Di sisi lain, Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Managing Partner Indies Capital Partners, Pandu Sjahrir menyatakan, pandemi ini mendorong adaptasi tren konsumsi digital lebih cepat lima tahun dari yang diperkirakan pada industri edukasi, logistik, e-commerce, health-tech, asuransi, dan transaksi investasi.

"Melengkapi para pelaku usaha ritel tradisional, keberadaan e-commerce kini mulai mengambil porsi yang cukup besar, hingga 10 persen dari total pasar ritel yang mencapai US$300 miliar," tuturnya pada kesempatan yang sama.

Beberapa perusahaan yang terkait ekonomi digital seperti e-commerce sedang menjalani proses penawaran umum perdana (IPO), sehingga semakin meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal. 

Hal ini selaras dengan berkembangnya angka investor di pasar modal Indonesia. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), angka year on year (YoY) investor pasar modal nasional tercatat meningkat sebesar 93 persen menjadi 5,82 juta hingga periode Juli 2021.

Perubahan lanskap di era new economy ini pun sudah disikapi sejak awal oleh DBS Treasures Private Client untuk memanfaatkan peluang baru yang mulai bermunculan. Caranya, dengan merancang dan merekonstruksi strategi wealth preservation nasabah sesuai dengan perkembangan pasar untuk mengelola kekayaan secara maksimal.

Dalam kaitannya dengan sektor ekonomi baru, curated wealth solutions DBS mencakup layanan eksklusif private banking yang tidak tersedia di semua bank, berupa pengelolaan dana nasabah individual di portofolio global serta reksadana di market dalam dan luar negeri.

"Kemudahan dalam mengoptimalkan dinamika peluang investasi tangguh secara 24/7 dapat dengan mudah didapatkan melalui aplikasi digibank by DBS," tutur Djoko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya