Jangan Anggap Remeh, 1,5 Miliar Pekerja Terancam Perubahan Iklim

Waspada cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jojon

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, peningkatan suhu bumi di atas 1,5 derajat celsius akan memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi perubahan iklim di dunia, termasuk bagi manusia. 

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM

Sri Mulyani bahkan menyebut, jika nantinya perubahan iklim semakin parah, maka hal itu juga bisa berdampak pada sekitar 1,5 miliar pekerja di dunia.

"Sekitar 1,5 miliar pekerja di dunia akan terpengaruh perubahan iklim. Sehingga masyarakat dunia harus melakukan transisi ke arah ekonomi yang berkelanjutan," kata Sri Mulyani dalam Webinar SAFE 2021 bertajuk 'Collaboration for the Future Economy', Kamis, 26 Agustus 2021.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi tantangan berupa perubahan iklim, di samping pandemi COVID-19 yang masih menjangkiti masyarakat global, dan masih berupaya ditangani secara internasional.

Laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bahkan menyebut jika manusia, lingkungan, dan alam, nantinya akan sangat terpengaruh oleh berbagai upaya pengendalian perubahan iklim tersebut.

Jadwal 'Kiamat' Tak Bisa Ditunda, Sosok Penting Ini Menyerah

Baca juga: Upah Minimum 2022 Mulai Dikaji, Ini yang Jadi Patokan

Karena itu, dalam rangka menghindari konsekuensi katastropik, maka upaya untuk menangani masalah perubahan iklim ini harus dilakukan oleh seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Misalnya melalui penandatanganan Paris Agreement.

"Jadi diharapkan setiap negara menyumbangkan National Determined Contribution atau kontribusi yang ditetapkan di setiap negara, untuk mengurangi emisi CO2 atau karbondioksida," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun memastikan bahwa Indonesia juga telah menandatangani Paris Agreement. Dengan tekad untuk menurunkan kontribusi CO2, sebesar 29 persen melalui upaya yang dilakukan oleh Indonesia sendiri.

Namun, jika ke depannya upaya tersebut bisa mendapatkan dukungan internasional, maka Indonesia akan berupaya menurunkan emisi CO2 sampai sebesar 41 persen guna memenuhi komitmen tersebut. Hal itu seiring penyiapan berbagai aspek pendukung lain, misalnya seperti aturan kebijakan dan berbagai regulasi terkait.

"Maka dibutuhkan lah (sistem) keuangan yang bertranformasi hijau, sehingga bisa mengurangi emisi karbon. Karena negara-negara di dunia ini semua akan mengalami (dampaknya) dan tidak ada diksiriminasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya