Aroma Jengkol dan Pete RI Semerbak di Asia, Eropa hingga Timur Tengah

Jengkol produksi petani Sumbar.
Sumber :
  • istimewa.

VIVA – Komoditas petai dan jengkol Indonesia ternyata banyak penggemarnya di luar negeri. Mulai dari penduduk negara-negara di kawasan Asia, Eropa hingga Timur Tengah banyak yang mengimpornya dari berbagai pelosok nusantara

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Kamis, 2 September 2021, kedua komoditas ini masuk ke dalam kode HS 07089000. Yakni sayuran polong-polongan lainnya, dikupas atau tidak serta segar alias didinginkan.

BPS mencatat, sepanjang tahun ini saja, komoditas tersebut telah diekspor seberat 522.875 ton hingga Juni 2021. Sementara itu, dari sisi nilai ekspornya sendiri tercatat mencapai US$755.658.

8 Negara dengan Penurunan Tercepat di Asia

Bila dirincikan, Indonesia mengekspor jengkol dan petai ke China pada Maret 2021 melalui pelabuhan udara Soekarno-Hatta. Pada bulan itu, total ekspornya senilai US$1.117 dengan berat 324 kg.

Selanjutnya, Indonesia mengekspor ke Hong Kong senilai US$8.593 pada Januari 2021 dengan berat 8.435 kg melalui pelabuhan udara Juanda. Februari US$8.037 dengan berat 7.880 kg.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Ekspor ke negara tersebut pun berlanjut pada Maret 2021 dengan nilai US$7.564 dan berat 7.611 kg, April 2021 senilai US$10.039 dengan berat 10.040 kg dan Mei US$5.998 dengan berat 5.759 kg.

Baca juga: RI-AS Sepakat Hentikan Bertahap Pakai Pembangit Listrik Energi Fosil

Sementara itu, ekspor Indonesia ke Hong Kong melalui pelabuhan udara Juanda, Surabaya pada Juni 2021 tercatat seberat 7.163 kg dengan total nilai ekspornya mencapai US$7.209.

Ekspor komoditas tersebut juga Indonesia lakukan melalui Soekarno-Hatta pada Februari 2021 senilai US$75 dengan berat 75 kg, Mei US$194,8 berat 200 kg dan Juni US$210 seberat 210 kg.

Kemudian, dari Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan laut juga dilakukan oleh para eksportir jengkol dan petai Indonesia senilai US$178 dengan beratnya mencapai 36 kg.

Selanjutnya Ekspor dilakukan ke Jepang melalui pelabuhan udara Padang atau Tabing pada Mei 2021. Senilai US$290 dengan berat 200 kg dan Juni 2021 senilai US$352,35 berat 243 kg.

Selain itu, juga dilakukan melalui Soekarno-Hatta pada Februari 2021 US$741,6 berat 206 kg, Maret US$1.543 atau Rp552 kg dan pada April 2021 US$1.857,10 berat 567 kg.

Adapun ke Malaysia, dilakukan di Belawan, degan total nilai dari Januari-Juni 2021 US$140.993 dengan berat 17.507 kg. Kemudian melalui Dumia US$15.203 dengan berat 143.749.

Selanjutnya ekspor ke Malaysia juga melalui Jagoibabang dan Nunukan pada Maret 2021 dengan nilai masing-masing US$1557 dan US$103,5 dengan beratnya 800 kg dan 30 kg.

Sementara itu, yang diekspor melalui Tanjung Balai Asahan ke Malaysia pada periode Januari-Juni 2021 mencapai total nilai US$45.202 adapun beratnya tercatat sebesar 176.668 kg.

Adapun ke Belanda, untuk komoditas ini Indonesia ekspor melalui Soekarno-Hatta pada Mei 2021 senlai US$321,93 dengan berat 40 kg serta Juni 2021 sebesar US$3 dengan berat 10 kg.

Di sisi lain, ekspor ini juga dilakukan melalui Tanjung Perak ke Belanda. Pada Maret 2021 dieskpor senilai US$4.950 dengan berat 990 kg dan pada Juni 2021 US$5.808 dengan berat 775 kg.

Untuk negara Timur Tengah diantaranya ekspor ke Qatar melalui Soekarno-Hatta dengan total nilai Januari-Juni 2021 sebanyak US$14.638 dengan berat total mencapai 3.344 kg.

Kemudian negara Timur Tengah selanjutnya adalah ke Arab Saudi melalui pelabuhan udara Soekarno-Hatta dengan total nilai ekspor mencapai US$92.315 dan beratnya 20.278 kg Januari-Juni 2021.

Ke Singapura pada Januari-Juni 2021 melalui Batuampar dengan total nilainya US$2.900 seberat 10.799. Dan, melalui Belawan nilainya secara total US$11.119 dengan beratnya 2.899 kg.

Selanjutnya melalui Juanda pada Januari 2021 US8.285 dengan berat 631 kg dan Pelabuhan Udara Internasional Kualanamu Maret-Juni 2021 senilai US$551 seberat 1.369.

Lalu, melalui Soekarno-Hatta Januari-Juni 2021 senilai US$289.130 dengan berat 70.347 kg dan melalui Tanjung Priok pada Maret-April senilai US$12.487 dengan berat total mencapai 1.194 kg.

Adapun negara tujuan ekspor terakhir yang dicatat BPS untuk komoditas yang termasuk ke dalam Kode HS ini adalah ke Taiwan pada Januari-Juni 2021 senilai US$44.419 dan beratnya 18.588 kg.

Sebelumnya, Sebanyak 4 ton jengkol dan petai asal Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara perdana di ekspor ke Jepang melalui Karantina Pertanian Belawan pada 29 Agustus 2021.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto menjelaskan bahwa jengkol dan petai dengan nilai ekspor mencapai Rp339 juta itu, dikirim ke Jepang melalui Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara. 

"Tidak hanya digemari di pasar dalam negeri, jengkol dan petai pun asal Sumut siap memasuki pasar Jepang untuk memenuhi permintaan," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya