Dorong Transformasi Digital, Bank Neo Commerce Right Issue Rp2,5 T

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), Tjandra Gunawan.
Sumber :
  • M Yudha P/VIVA.co.id

VIVA – Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), Tjandra Gunawan, menjelaskan rencana aksi korporasi yang bakal dilakukan oleh pihaknya pada Semester II-2021 ini. Salah satunya melakukan right issue saham di Bursa Efek Indonesia.

Smartfren Bakal Rights Issue Rp 8,5 Triliun, Ini Jadwalnya

"Kami sedang melakukan rights issue (HMETD), dan target kami di HMETD yang sedang berjalan ini adalah sebesar Rp2,5 triliun," kata Tjandra dalam telekonferensi, Senin 6 September 2021.

Mengenai berapa target modal inti BNC di akhir tahun 2021 nanti, khususnya dalam menyikapi POJK Nomor 12/POJK.03/2020, Tjandra memastikan bahwa pihaknya menargetkan untuk membukukan modal inti hingga Rp3 triliun.

BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 1,36 Triliun

Padahal, POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum menyebut, minimal modal inti bank umum Rp1 triliun di tahun 2020, kemudian Rp2 triliun di tahun 2021, dan Rp3 triliun di tahun 2022. 

"Target kami paling tidak kami membukukan (modal inti) Rp3 triliun, di mana sebenarnya itu menjadi target tahun depan dari sisi peraturan OJK. Tapi kami akan memenuhinya di tahun ini," ujarnya.

Tak cuma Unggul Lewat Transformasi Digital, tapi Harus Menunjang Kelancaran Operasional

Baca juga: BI Wajibkan Bank Penuhi RPIM Guna Genjot UMKM, Intip Sanksinya

Di sisi lain, Tjandra menjelaskan bahwa sebenarnya pemenuhan modal inti di atas ketentuan POJK tersebut, dilakukan oleh BNC bukan hanya untuk memenuhi ketentuan dari beleid itu. Melainkan juga untuk menjadi bagian dari rencana BNC, dalam proses mereka untuk bertransformasi menjadi bank digital. 

Sehingga tentunya, lanjut Tjandra, ada investasi yang harus dilakukan oleh BNC, khususnya investasi di aspek infrastruktur IT, sumber daya manusia (SDM), 

"Dan juga culture perusahaan dalam hal ini," kata Tjandra.

Karenanya, Tjandra pun memastikan bahwa setidaknya pihaknya sudah akan memenuhi ketentuan OJK perihal modal inti sebagaimana yang dimaksud dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

"Di situ juga kami mempunyai suatu budget dan juga target yang akan kami lakukan di tahun 2021 ini. Dalam hal ini, kami yakin BNC dapat memenuhi ketentuan OJK mengenai kepemilikan modal inti, yang bisa kami capai di akhir tahun ini," ujarnya.

Diketahui, PT Bank Neo Commerce Tbk yang berkode emiten "BBYB" rencananya akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) V dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue

Berdasarkan laporan yang disampaikan ke pihak Bursa Efek Indonesia (BEI), BNC akan menerbitkan sebanyak-sebanyaknya lima miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Setiap satu HMETD memberikan hak kepemegangnya untuk membeli satu saham baru yang ditawarkan bagi setiap pemegang saham, yang memiliki saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 21 September 2021. 

Perseroan menyatakan dalam rights issue ini tidak terdapat pembeli siaga. Sehingga, apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, terhadap seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel.

Perseroan akan memakai dana rights issue tersebut untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan dengan penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya. Untuk jadwal sementara pelaksanaan rights issue tersebut, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah pada 9 September 2021. 

Sedangkan pencatatan HMETF di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 September 2021. Periode perdagangan pada 23-30 September 2021, dan pelaksanaan HMETD pada 27 September-4 Oktober 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya