Ternyata Alat-alat Kesehatan Indonesia Amat Diminati di AS

Ilustrasi Baju Alat Pelindung Diri (APD) buatan Indonesia yang lolos standar WHO
Sumber :
  • instagram.com/bnpb_indonesia/

VIVA – Kementerian Perdagangan mengklaim, produk-produk alat kesehatan (alkes) Indonesia berhasil meraih hati para pembeli di Amerika Serikat (AS) di pameran Florida International Medical Exposition (FIME) 2021.

LSM Asal AS ini Diduga Ikut Campur Tangan Pemilu di Banyak Negara

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Bayu Nugroho mengatakan, FIME ini digelar pada 1-3 September 2021 di Miami, Florida, AS. Produk alkes ini katanya meraih potensi transaksi lebih dari Rp150 miliar.

“Paviliun Indonesia berhasil memikat ribuan pengunjung, baik perorangan maupun dari perusahaan atau organisasi," ujar Bayu dikutip dari keterangannya, Selasa, 7 September 2021.

Alasan Negara Arab Lebih Pilih Dukung Israel daripada Iran, Khawatir Perang Makin Luas

Dalam pameran ini, Indonesia menghadirkan tiga produsen alkes dan alat pelindung diri (APD) yang telah memenuhi standar sertifikasi berbagai negara, yaitu PT Meditech Manufaktur Indonesia, PT Pan Brothers Tbk serta PT Sugih Instrumendo (ABN). 

Bayu merincikan, PT MediTech Manufaktur Indonesia  memiliki pengalaman ekspor ke China, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia. Mereka memproduksi masker, penutup kepala medis serta gaun bedah.

Pasukan AS di Irak dan Suriah Kena Bombardir Roket Selama 24 Jam

Sedangkan PT Pan Brothers Tbk yang merupakan perusahaan garmen juga memproduksi APD seperti masker, apron, gaun medis, dan pakaian hazmat dan telah berpengalaman ekspor ke 56 negara, termasuk AS.

Sementara, PT Sugih Instrumendo Abadi adalah produsen stetoskop dan tensimeter yang berpusat  di Padalarang. Produk PT Sugih Instrumendo Abadi telah mencapai pasar AS, Jepang, Jerman, Uni Emirat Arab, Australia, dan Mesir.

Jika dilihat secara statistik, nilai total impor produk kesehatan yang termasuk Kode HS 9018 dari AS pada periode Januari—Juni 2021 tercatat sebesar US$15,18 miliar. Angka ini naik 20,71 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Berdasarkan data tersebut, Indonesia harus hadir dan mengambil kesempatan ini. Terlebih, saat ini buyer AS tengah mencari sumber pemasok alternatif yang dapat diandalkan," kata Bayu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya