Bank Mandiri Perkirakan Ekonomi RI Kuartal III Tumbuh 3,51 Persen

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – PT Bank Mandiri Tbk memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 hanya akan tumbuh 3,51 persen secara tahunan. Sedangkan keseluruhan tahun ini hanya 3,69 persen.

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Kadin Sebut PR Pemerintah 10 Tahun ke Depan Jauh Lebih Berat

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang melambat dari kuartal II itu disebabkan lonjakan varian delta COVID-19 yang menyebabkan kebijakan PPKM Darurat.

"Pemulihan ekonomi berpotensi terhambat pada kuartal III ini akibat meningkatnya sebaran kasus varian delta," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis, 9 September 2021.

Pertumbuhan Ekonomi Bali Duduki Peringkat ke-6 dari 34 Provinsi di Indonesia

Baca juga: Cerita Jusuf Hamka Soal Persatuan Indonesia dan China Berani Lawan AS

Penerapan PPKM dikatakannya berpotensi berdampak pada penurunan signifikan konsumsi masyarakat akibat terbatasnya mobilitas. Hal ini terlihat pada leading indicator Mandiri Spending Index (MSI).

Capai 5,79 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang 2023 Tertinggi se-Jateng

MSI pada Juli 2021 dikatakannya turun signifikan. Berdasarkan data Mandiri Institute, Panji mengatakan, MSI telah turun sekitar 6 persen hingga akhir Agustus 2021 dibandingkan awal pelaksanaan PPKM. 

Penurunannya lebih rendah dibandingkan pembatasan mobilitas Januari 2021 yang turun sekitar 18 persen. Penurunan yang lebih rendah ini disebabkan sejak awal Agustus masyarakat sudah mulai meningkatkan mobilitas dan transaksi.

"Fakta ini yang meyakinkan kita bahwa ekonomi di kuartal III ini kemungkinan tidak turun lebih dalam lagi. Tentu saja kita berharap agar kasus Covid-19 yang sudah reda tidak meningkat kembali setelah mobilitas meningkat," paparnya.

Selain risiko ketidakpastian COVID19, Indonesia juga menurutnya harus mengantisipasi risiko dampak terjadinya kebijakan tapering di AS serta dampaknya terhadap pasar keuangan. 

Namun demikian, posisi keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia relatif lebih baik saat ini dibandingkan saat tahun 2013 meskipun di tengah pandemi. Defisit neraca transaksi berjalan (CAD) diperkirakan lebih rendah akan berada 2-3 persen tahun depan. 

"Selain itu, posisi cadangan devisa yang mencapai rekor tertingginya dalam sejarah juga akan menambah risiliensi perekonomian dalam menghadapi risiko pembalikan aliran modal asing," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya