Anti Kemacetan, Perusahaan Ini Tawarkan Sistem Transportasi Canggih

Ilustrasi kemacetan Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Kota-kota besar di dunia saat ini banyak yang menghadapi masalah kemacetan lalu lintas karena kurangnya sistem angkutan massal yang efisien. Seperti Jakarta misalnya, yang menghadapi tingkat urbanisasi yang cepat dan peningkatan populasi.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Akibatnya, masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil. Infrastruktur transportasi umum yang ada menjadi lebih tidak dapat diandalkan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan, transformasi digital bisa menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Termasuk perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. 

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Nobar Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini

"Hal ini membutuhkan penggabungan solusi teknologi digital yang inovatif untuk diperkenalkan di sektor transportasi. Diikuti dengan pengembangan dan pengoperasian sistem transportasi yang cerdas,” ujar Budi dalam webinar bertajuk mengusung tema 'Digital Experience in Transportation Solutions', dikutip dari keterangannya, Kamis, 9 September 2021.

Merespons permasalahan tersebut, perusahaan teknologi asal jepang NEC Indonesia telah mengembangkan portofolio solusi yang dapat membantu Pemerintah mengelola kemacetan lalu lintas menggunakan teknologi seperti AI dan IoT.

Jokowi Ungkap Skandal Pencucian Uang Lewat Kripto hingga Rp 139T

Baca juga: Digital Hub BSD City Jadi Tempat Startup Genjot Inovasi Kota Pintar

Mulai dari fleet management system bagi perusahaan penyedia layanan transportasi bus dan ticket clearing system yang memungkinkan penumpang hanya cukup satu kali tap in dan tap out dalam satu rute perjalanan walaupun berganti moda transportasi. 

Hingga teknologi pengenalan wajah sebagai pengganti tiket fisik yang dapat terintegrasi dengan sistem Account Based Ticketing (ABT). Serta teknologi AI yang dapat menganalisa perilaku supir dalam mengemudi.

Presiden Direktur NEC Indonesia Joji Yamamoto mengatakan, Sistem transportasi pintar NEC dapat digunakan di berbagai sektor, termasuk penerbangan, kereta api, dan jalan raya. Sehingga hampir mencakup semua moda transportasi. 

"Solusi transportasi kami telah diterapkan oleh otoritas lokal di seluruh dunia yang meningkatkan infrastruktur mereka dengan tujuan meningkatkan pengalaman transportasi umum" ungkapnya. 

"secara keseluruhan dan mendorong masyarakat untuk meninggalkan kendaraan mereka di rumah serta beralih kepada transportasi umum,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Big Data & AI Association (ABDI) Rudi Rusdiah mengungkapkan, masa pandemi COVID-19 dapat menjadi pendorong untuk mempercepat transformasi digital di industri transportasi dan logistik. Karena itu hal ini harus jadi perhatian Pemerintah.

“Inisiatif dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan teknologi digital baru, seperti artificial intelligence (AI), blockchain, big data, dan internet of things (IoT) harus dilakukan untuk merevolusi dan mendorong integritas teknologi digital di proses bisnis transportasi,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya