Ahok Sebut Pertamina Paling Top Punya Subholding, Erick Pasang Target

Pembentukan Subholding Pertamina.
Sumber :
  • Dokumentasi Pertamina.

VIVA – Eman subholding PT Pertamina telah resmi terbentuk sebagai bagian dari upaya transformasi BUMN. Menteri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memasang target Subholding itu bisa meraih nilai pasar hingga US$100 miliar dan menjadi Global Energy Champion pada 2024.

Justin Hubner Gabung, Waktunya Indonesia U-23 Mati-matian Raih Kemenangan

Erick pun memastikan, dari 88 proyek strategis BUMN yang akan ditransformasikan sampai tahun 2023 mendatang itu, sebagian besarnya sudah akan terwujud di tahun 2021 ini.

"Dari 88 proyek yang kita targetkan itu, di tahun ini 90 persen terjadi. Tentunya banyak dari transformasi ini ada di Pertamina," kata Erick dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu 11 September 2021.

Justin Hubner Dapat Izin ke Indonesia U-23 dari Cerezo Osaka

Selain meningkatkan pelayanan publik, Erick mengaku bahwa Presiden Jokowi juga telah mengamanahkannya untuk membangun ekosistem supaya Pertamina bisa bersaing dan mendorong value added.

"Buktikan kepada dunia, Indonesia juga bisa punya perusahaan yang valuasi-nya mencapai US$100 billion. Kita bisa, dan saya yakin legacy ini untuk kita semua," ujarnya.

Stasiun Whoosh di Karawang Belum Beroperasi, Erick Thohir Ungkap Penyebabnya

Erick menegaskan, transformasi akan tetap berjalan, karena ini bagian terpenting bagi Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar. 

"Tidak mungkin kita akan terus menjadi bangsa besar kalau tidak ada ketahanan energi," kata Erick.

Menanggapinya, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau yang karib disapa Ahok, mengaku sangat optimis dalam upaya restrukturisasi Pertamina ini. Termasuk dalam hal transformasi SDM, baik itu SDM di Holding maupun SDM di Subholding.

Baca juga: 99,9 Persen Cepat Layani Komplain, Perusahaan Ini Dapat Penghargaan

Selain dukungan performa Manajemen dan SDM yang berkualitas, Pertamina  juga terus mengembangkan bisnis proses yang terdigitalisasi. Antara lain melalui Pertamina Integrated Command Center, digital signature, digitalisasi SPBU, dan aplikasi MyPertamina. 

"Kita bersyukur, saya ditugaskan di sini dengan rekan dekom, kita telah berhasil meyakinkan kerja sama yang baik dengan direksi. Sekarang sudah ada procurement yang secara digitalisasi kita kontrol dengan baik," kata Ahok.

"Kami mendukung terus transformasi organisasi dan pengelolaan SDM, termasuk dengan memastikan adanya sistem penilaian dan pemberian remunerasi bagi pekerja yang adil dengan berbasis kinerja (performance based). Saya bilang Pertamina paling top," ujarnya.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, transformasi yang dijalankan Pertamina ini sejalan dengan global transition yang terjadi. Dimana Pemerintah memberikan komitmennya untuk melakukan transisi energi sesuai dengan Paris Agreement. 

Ia menjelaskan, 3 Subholding yakni Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical dan Subholding Commercial & Trading harus tetap menjalankan tugas saat ini. Karena Pertamina mempunyai amanah sesuai Undang-undang Energi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Subholding Gas akan bergerak ke tengah untuk mengelola energi transisi dari fosil fuel ke new and renewable energy yakni Gas dengan porsi dalam bauran energi tetap di angka 22 persen hingga 25 persen. Dengan peningkatan demand energi 5 kali lipat dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, maka porsi gas ini harus ditingkatkan. 

Saat ini, Pertamina memiliki pipa gas sepanjang 24 ribu kilometer dan terpanjang di Asia Tenggara. Kunci kekuatan bisnis gas itu adalah infrastruktur, karena gas hanya bisa ditransfer dengan pipa. 

Adapun untuk Subholding Power & NRE telah bergerak menuju energi terbarukan. Saat ini, Pemerintah telah memulai integrasikan geothermal yang nantinya kapasitas terpasang ketiga terbesar di dunia. 

Ke depan, Pertamina akan mengintegrasikan antara hulu Geothermal dengan hilir yakni Petrokimia. Sementara itu, mendukung kelima Subholding tersebut, Pertamina memiliki Subholding Integrated Marine Logistic. 

"Subholding ini harus ada di masa kini, di masa transisi dan di masa depan. Harus selalu relevan, karena Indonesia adalah negara kepulauan. Apapun energinya, kita tetap membutuhkan transportasi laut. Bahkan, sekarang Integrated Marine Logistic ini mulai bergerak ke arah virtual pipelines,” kata Nicke.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya