Permintaan Ekspor Produk UMKM RI Tinggi, Tapi Masih Terkendala Hal Ini

Ilustrasi UMKM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Lembaga National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam perdagangan luar negeri.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Direktur Penjaminan Mutu LNSW Ircham Habib mengatakan, di tengah Pandemi COVID-19 sebenarnya permintaan ekspor terhadap produk UMKM tinggi. Hanya saja masih terdapat berbagai kendala yang menghalangi kegiatan ekspornya.

Adapun kendala itu disebutkannya kurangnya informasi pasar, pemahaman atas proses bisnis ekspor, pelatihan, pameran, dan pemasaran. Padahal di saat yang sama, terdapat banyak instansi pemerintah yang memiliki program kerja untuk UKM.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

"Kontribusi ekspornya pun masih tergolong rendah yakni di angka 14 persen, lebih rendah dibandingkan negara lainnya seperti Singapura, Thailand, dan Tiongkok,” kata dia melalui keterangan tertulis, Selasa, 14 September 2021.

Padahal, dia mengungkapkan, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta di Indonesia. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian pun meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.

Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI

"Dilatari persoalan ini pula, pada semester I tahun 2021, Kementerian Keuangan mengadakan program secondment yang melibatkan LNSW, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)," paparnya.

Oleh sebab itu, Ircham menekankan, melalui program secondment atau detasering tersebut pemerintah telah memetakan dan mengidentifikasi kendala dan hambatan ekspor bagi UMKM. Kemudian telah dirumuskan solusinya.

Secondment merupakan penugasan dengan menempatkan pegawai dalam rangka transfer knowledge, mengoptimalkan efektivitas pertukaran data dan informasi, serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan.

"Salah satu solusi yang ditawarkan adalah pengembangan Sistem Informasi UKM Ekspor yang merupakan kolaborasi Indonesia untuk peningkatan ekspor sektor usaha kecil menengah," ujar dia.

Sistem Informasi UKM Ekspor memiliki fitur-fitur di antaranya peta produk UKM Indonesia hingga layanan Indonesia National Trade Repository (INTR) yang merupakan acuan utama terkait semua informasi ekspor-impor Indonesia.

Selain itu, juga ada market produk UKM Indonesia, pusat bantuan terkolaborasi, informasi event seputar UKM ekspor, informasi layanan pembiayaan serta peta negara potensi tujuan ekspor.

"Pelaku UKM Ekspor pun nantinya diharapkan tidak bingung lagi untuk mencari informasi yang dibutuhkan seputar ekspor produk UKM, karena tersedia secara komprehensif di satu platform yang kolaboratif," papar Ircham.

Baca juga: Menteri Teten: Produk UMKM Harus Jadi Panggung Produk UMKM Papua

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya