Asosiasi E-Commerce Ungkap Tantangan UMKM Masuk Ekosistem Digital

Ilustrasi E-commerce.
Sumber :
  • DealStreetAsia

VIVA – Asosiasi E-Commerce Indonesia atau Indonesian E-Commerce Association (IdEA) mengungkapkan, peluang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) supaya bisa masuk ke ekosistem digital masih besar.

Mejeng di Pameran Kopi Terbesar di Amerika, Produk Lampung dan Bajawa Bidik Pasar Gobal

Head of Public Policy and Government Relations IdEA Rofi Uddarojat mengatakan, jumlah UMKM yang telah terdaftar di ekosistem tersebut baru sebanyak 16 juta dari total UMKM 64 juta.

"Dari angka on boarding tersebut gap-nya masih tinggi, jadi kesempatannya masih tinggi," ujar dia, dalam VIVA Talk, Rabu, 15 September 2021.

Kopi Unggulan Indonesia Juara Dunia di  Specialty Coffee Expo 2024 Amerika Serikat

Baca juga: UMK Bisa Dapat Sertifikasi Halal Gratis, Begini Syaratnya

Meski peluangnya besar, Rofi menekankan, tantangan supaya UMKM bisa terus bertahan di ekosistem tersebut juga tak kalah besar. Sebab, persaingan di pasar digital menurutnya juga sangat ketat.

UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi Pemudik di Pekalongan

"Jangan sampai orangnya masuk dan tidak stay. Jangan sampai mereka bouncing, masuk terus keluar lagi karena merasa tidak bisa bersaing, tidak paham," tuturnya.

Menurut Rofi, sistem persaingan usaha di ekosistem digital dengan yang konvensional atau offline memang serupa, namun banyak perbedaan. Oleh sebab itu, pelaku UMKM harus bisa melek digital.

"Karena offline dan online sangat berbeda walaupun tentu sama-sama tempat usaha tapi cara nature bisnis nya berbeda, skill set yang dibutuhkan juga beda," paparnya.

Adapun sejumlah cara yang dapat diperhatikan pelaku UMKM agar bisa bertahan dan sukses di ekosistem digital, menurutnya harus terlebih dahulu memahami cara pemasaran yang efektif.

"Supaya mereka bisa kompetitif terutama untuk cara memasarkan barang-barangnya bagaimana. Cara meningkatkan komunikasi kepada user bagaimana," tegas Rofi.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Tubagus Fiki Chikara Satari menambahkan, pemasaran yang paling baik saat ini memang melalui pemanfaatan teknologi digital, apalagi di tengah Pandemi COVID-19.

"Itu menjadi solusi sebetulnya bagaimana seluruh pelaku usaha ini harus adaptif, bertransformasi terkait isu teknologi dan digitalisasi ini," paparnya.

Selama pandemi ini, Tubagus Fiki mengatakan, pemerintah juga terus mendukung daya usaha para pelaku UMKM. Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemirintah memiliki alokasi khusus untuk membantu UMKM.

"Tahun lalu sudah dianggarkan Rp123,6 triliun. Tambahan juga tahun ini dari total anggaran PEN ada 21 persennya atau setara Rp161,2 triliun dialokasikan untuk UMKM," tegas Fiki.

Simak selengkapnya dalam VIVA Talk di Youtube VIVA.co.id:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya