Adaptasi KAI Menerjang Pandemi

Penumpang KAI
Sumber :
  • KAI

VIVA – "Bukan yang terkuat atau yang terpintar yang bertahan, melainkan mereka yang paling adaptif menghadapi perubahan," begitu kurang lebih salah satu kalimat yang pernah dilontarkan ilmuwan, Charles Darwin.

Kalimat ini masih cukup menggambarkan perkembangan dunia bisnis saat ini. Di masa pandemi COVID-19, semua perusahaan berupaya untuk beradaptasi. Prinsip adaptasi ini pun diterapkan oleh BUMN. Salah satunya PT Kereta Api Indonesia yang sudah melakukan adaptasi sejak awal pandemi COVID-19 di Indonesia.

Penurunan penumpang sudah jelas terjadi karena kebijakan pembatasan gerak manusia. KAI pun harus tetap menjalankan bisnis secara terbatas demi mencegah penularan pandemi COVID-19. Cara KAI beradaptasi adalah dengan memaksimalkan angkutan barang, optimalisasi aset dan tetap mengutamakan protokol kesehatan yang ketat.

Berbagai lini bisnis angkutan barang juga dimaksimalkan untuk mengkompensasi penurunan penumpang. Di antaranya, KAI kini telah bekerja sama dengan PGN untuk melaksanakan uji coba atau Pilot Project angkutan LNG atau gas alam cair menggunakan Kereta Api.

"Sinergi BUMN ini merupakan langkah kolaboratif dan adaptif KAI di masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung untuk memaksimalkan kinerja KAI di sektor angkutan barang,” ujar Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo saat penandatangan penandatanganan Heads of Agreement (HoA) tentang Kerja Sama Penyediaan Solusi Energi Berbasis Gas Bumi dan Transportasi/Logistik Berbasis Kereta Api.

Angkutan Barang PT KAI.

Photo :
  • KAI

PT KAI dan PT PGN mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana angkutan kereta api dalam rangka pengembangan jaringan gas untuk sektor rumah tangga, termasuk komersial dan industri.

Didiek menyatakan, pihaknya siap mengangkut LNG milik PGN menggunakan kereta api dari berbagai stasiun ke tempat-tempat distribusi yang dimiliki PGN. 

"Keunggulan angkutan barang menggunakan Kereta Api di antaranya adalah waktu pengiriman yang terjadwal, tepat waktu, lebih ramah lingkungan, serta aman," ungkap Didiek.

Tak hanya itu, KAI juga berkolaborasi dengan PT Blue Bird Tbk. Taksi Blubierd kini memungkinkan dipesan melalui aplikasi KAI Access. Sebelum melakukan pembayaran tiket kereta api, pelanggan bisa menambahkan layanan taksi Bluebird pada menu pilihan layanan. Kerja sama integrasi multi moda transportasi ini merupakan yang pertama di Indonesia  yang merupakan integrasi layanan ke sistem pembayaran. 

Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo mengungkapkan, layanan  ini akan memberikan aksesibilitas, integrasi dan kenyamanan kepada pelanggan KAI untuk memanfaatkan taksi Bluebird. Ini dinilai merupakan kolaborasi dan sinergi yang luar biasa.

"Bluebird sebagai pemain utama taksi dan KAI sebagai pemain utama Kereta Api berkolaborasi, bersinergi dalam memberikan value kepada para pelanggan kita," kata Didiek.

Aplikasi KAI Access.

Photo :
  • KAI

Senada, Direktur Utama Bluebird, Sigit Djokosoetono mengatakan, layanan ini untuk memberikan pengalaman bepergian terbaik bagi pengguna setia Bluebird dan KAI. Ada pula fitur Fixed Price untuk kepastian tarif perjalanan dengan taksi. 

"Penggunaan layanan KAI Access mendapatkan pengalaman perjalanan dengan tenang bersama kami mulai dari titik awal keberangkatan menuju stasiun tujuan awal dan dari stasiun tujuan akhir menuju titik akhir perjalanan dengan tarif pasti," ujarnya.

Di sisi lainnya, KAI juga mengoptimalkan aset melalui bisnis komersialisasi non angkutan, selain bisnis angkutan penumpang dan barang. Di antaranya seperti pemanfaatan aset stasiun, sarana, Right of Way (ROW) hingga museum. 

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, hampir seluruh aset KAI dapat dimanfaatkan masyarakat dengan skema kerja sama. "Pada prinsipnya pemanfaatan aset dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu operasional kereta api dan tidak mengubah status kepemilikan pada aset yang dimanfaatkan," ujar Joni.

Jika dijabarkan, untuk kerja sama pemanfaatan aset di stasiun, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai titik stasiun seperti ruangan, bangunan, gedung, gudang, dan tanah untuk lokasi promosi, minimarket, gudang, cafe, ATM, dan sebagainya.

Adapun untuk kerja sama pemanfaatan aset berupa sarana, KAI menyediakan kereta makan, kereta wisata, entertainment on board, mesin perawatan jalan rel dan prasarana penunjang, serta Jasa Balai Yasa/Dipo.

Sementara untuk pemanfaatan ROW atau aset KAI yang berada di sepanjang jalur kereta api aktif, KAI bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan aset tersebut seperti untuk penanaman fiber optik, pipa air, pipa gas, dan pipa minyak. Sedangkan untuk non ROW atau aset KAI yang berada di luar wilayah stasiun dan ROW, aset-aset KAI dapat dimanfaatkan sebagai kantor, rumah makan, parkir, dan sebagainya.

Aset KAI lainnya yang dapat dikerjasamakan pemanfaatannya berupa museum, bangunan bersejarah, wifi (advertising slot), kegiatan shooting/pemotretan, event/activation, serta naming rights stasiun untuk memberikan kesempatan kepada mitra yang ingin membranding stasiun yang KAI kelola dengan brand atau produknya.

Protokol Kesehatan Ketat

Hari Kedua Lebaran, Penumpang KAI Commuter Line Naik 32 Persen

Dalam protokol kesehatan, KAI terus melakukan pembaruan peraturan agar tetap fleksibel. Pelonggaran dilakukan seiring penurunan level Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah.

Salah satu pelanggan setia KAI, Arie (30) mengatakan, cukup puas dengan pelayanan KAI saat pandemi COVID-19. Untuk berangkat ke kantor dari Bekasi ke Jakarta, Arie kerap menggunakan KAI Commuter Line.

Perum Perhutani Berangkatkan Ratusan Pemudik di Progam Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Arie juga mengaku terkesan dengan protokol kesehatan yang diterapkan PT KAI.

"Yang paling berkesan ya pembatasan penumpang masuk ke stasiun sama cek suhu tubuh. Pelayanan KAI Commuter selama masa pandemi so far so good," kata Arie kepada VIVA.

Tas LV Berisi Emas dan Uang Senilai Ratusan Juta Milik Penumpang KA Tertinggal di Stasiun Tawang

KAI mengintegrasikan sistem boarding ticketing dengan aplikasi Peduli Lindungi

Photo :
  • Humas KAI

Menurut Arie, untuk pembatasan penumpang dan kebijakan tidak boleh bicara atau makan dan minum saat dalam perjalanan itu merupakan terobosan yang bagus.

"Untuk pembatasan penumpang, itu bagus. Di samping mengurangi jumlah kerumunan, juga memperbesar kesempatan untuk duduk di KRL. Kemudian juga ada juga pembatasan jarak dan aturan tidak boleh makan minum dan bicara di kereta. Itu plusnya," katanya.

Perlu diketahui, dalam aturan terkini, KAI telah menghapus syarat Surat Tanda Register Pekerja (STRP). Namun tetap ada protokol kesehatan yang harus dipenuhi pelanggan sesuai Surat Edaran Kemenhub No 69 tahun 2021. 

Berdasarkan keterangan resmi dan video yang diperoleh VIVA, VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, protokol kesehatan tetap dilaksanakan seperti sebelumnya namun dengan meniadakan kewajiban STRP.

Untuk KA Lokal, mulai 14 September pelanggan tetap diharuskan untuk sudah divaksin minimal dosis pertama. Untuk dokumen STRP, Surat Tugas, atau surat keterangan lainnya sudah tidak lagi menjadi syarat untuk naik KA Lokal.

KAI telah mengintegrasikan aplikasi Peduli Lindungi dengan sistem boarding KAI. Integrasi ini terwujud melalui kerjasama antara KAI dan Kementerian Kesehatan dengan tujuan untuk mempermudah pelanggan, memperlancar proses pemeriksaan dokumen, dan menghindari pemalsuan dokumen.

"Pelanggan dengan usia di bawah 12 tahun masih tidak diperkenankan melakukan perjalanan dengan Kereta Api," kata Joni.

Persyaratan yang diterapkan KAI dinilai tak memberatkan bagi penumpang. Hal itu diakui Giri (27) salah satu penumpang KAI Jakarta-Bandung. Dia menilai persyaratan yang disediakan KAI wajar. Dia juga mengaku pernah mengikuti tes antigen di stasiun dan perjalanan tetap berjalan lancar dengan mematuhi protokol kesehatan.

"Pernah perjalanan Jakarta-Bandung, Tapi sebelum harus pake aplikasi peduli lindungi. Antigen di stasiun. Pelayanannya bagus," kata Giri kepada VIVA.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya