Erick Thohir: Enterpreneur RI Rendah Tapi Startup ke-4 Dunia

Menteri BUMN Erick Thohir.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan kementeriannya tidak hanya fokus mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tapi juga pengembangan ekosistem ekonomi digital dan startup

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Hal ini disampaikan Erick Thohir saat berdikusi dengan pelaku startup digital dan inkubator bisnis bertajuk “Bali Digitalpreneur Meetup” di kampus STMIK Primakara, Denpasar, Bali.

“Jangan takut, kita dukung startup jadi bagian besar program transformasi BUMN,” kata Erick dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu 19 September 2021.

Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024

Baca juga: Napoleon Buat Surat Terbuka, Luruskan Kasus Penganiayaan M Kece

Menurut Erick, salah satu bentuk dukungan ini adalah BUMN belakangan banyak membentuk venture capital dan gencar melakukan investasi pada bisnis startup. 

Alasan Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23

“Salah satu bentuk KPI (Key Performance Indicator) kita adalah kita komit berinvestasi di 50 perusahaan startup. Kita akan support besar-besaran startup di Indonesia dengan kekuatan investasi,” ungkap Erick.

Ia lantas merinci beberapa nama BUMN dan jumlah startup yang sudah mendapatkan investasi dari BUMN. 

“Telkomsel 15, BRI 15, Mandiri Capital 15, saya juga berikan kesempatan BNI untuk mulai masuk tapi cukup 5. Karena kebiasaan BUMN kalau diberikan banyak semua ikut investasi. Nanti startup kebakaran semua (bakar uang),” papar Erick.

Ia lantas mengungkapkan pada minggu kedua Desember 2021 rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas dorongan Kementerian BUMN akan meluncurkan progam besar terkait dengan startup. 

“Setelah launching kita akan training 10 ribu startup agar berkelanjutan. Lalu undang 10 top investor,” ungkapnya.

Erick juga mengungkapkan suatu fakta menarik di Indonesia bahwa ketika bicara entrepreneurship persentasenya rendah tapi ketika bicara jumlah startup malah menjadi nomor 4 di dunia. 

“Ini menarik. Startup kita punya potensi luar biasa, market besar dan mayoritas (pendiri startup) generasi muda,” katanya.

Dalam kesempatan ini Erick meninjau produk startup besutan STMIK Primakara dan sejumlah inkubator bisnis di Bali. Ia mengaku terkesan dengan inovasi startup dari Bali.

Ia juga mengapresiasi STMIK Primaka sudah melakukan inovasi luar biasa dengan sudah memikirkan era digitalisasi yang akan terus menjadi gelombang besar. 

“Kita harus menjadi champions di era digitalisasi ini. Salah satunya yang harus kita perbaiki adalah human capital. Ini menjadi tantangan terberat,” ujarnya.

Talenta digital dan startup digital ini menjadi penting untuk menggarap peluang pasar ekonomi digital di Indonesia sehingga Indonesia tidak hanya menjadi target pasar namun menjadi pelaku utama dan pemenang persaingan. 

“Kita harapkan ada pemain lokal dan kami di BUMN akan siapkan ekosistemnya,” ujar Erick.

Sementara itu, Ketua STMIK Primakara Made Artana mengungkapkan dengan terpuruknya industri pariwisata, saat ini sudah terbangun kesadaran bersama bahwa sangat perlu bagi Bali untuk membangun industri-industri pendamping.
 
“Industri Kreatif Digital adalah salah satu industri yang dapat dikembangkan mengingat ini adalah industri yang akan terus berkembang di masa depan,” katanya. 

Untuk itulah pihaknya meminta dukungan Menteri BUMN agar melirik dan mendukung pengembangan industri digital di Bali. 

“Ini gayung bersambut dengan program Kementerian BUMN karena menurut beliau UMKM harus didorong tapi startup digital juga harus didorong habis-habisan,” ungkap Artana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya