Perusahaan Australia Investasi di RI untuk Listriki Singapura

Luhut Binsar Panjaitan
Sumber :
  • Instagram/@luhut.pandjaitan

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, perusahaan energi asal Australia, Sun Cable telah resmi mengucurkan investasinya di Indonesia. 

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Investasi ini digelontorkan untuk membangun kerja sama sistem transmisi energi terbarukan dalam proyek yang dinamakan Australia-Asia PowerLink. Proyek ini akan mengaliri listrik dari Australia ke Singapura.

"Project ini akan mengkoneksikan solar panel dari farm di Australia untuk market di Singapura dengan kabel langsung bervoltase tinggi yang melalui teritori Indonesia," kata dia saat konferensi pers, Kamis, 23 September 2021.

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas

Baca juga: RI Ketiban Cuan Supercycle Komoditas

Melalui investasi ini, Luhut menekankan, Sun Cable juga akan transfer ilmu pengetahuan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan Indonesia melalui Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi 10 November.

Kementerian ESDM Ajak Masyarakat Konversi Motor BBM ke Listrik Gratis, Begini Caranya

"Proyek ini bisa memberikan dampak yang berkelanjutan bagi ekonomi kita dan memberikan manfaat bagi industri di Indo serta memberikan pendapatan di masa depan bagi pemerintah Indonesia," papar Luhut.

Sementara itu, CEO Sun Cable David Griffin mengatakan, total investasi yang akan dikucurkan perusahaannya sekitar US$2,58 miliar. Nilai tersebut termasuk investasi langsung sebesar US$530 juta hingga US$1 miliar.

“Selama instalasi proyek, ditambah dengan investasi US$1,58 miliar untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek,” ungkap dia.

Di sisi lain, Griffin juga memastikan investasi kabel listrik bawah laut yang dilakukan Sun Cable ini telah mematuhi aturan yang ditetapkan dalam Kepmen KP Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Alur Pipa dan atau Kabel Bawah Laut.

“Kami sangat senang dengan prospek manufaktur baterai di Indonesia untuk mendukung kebutuhan kami. Ini menciptakan peluang besar untuk membantu dalam penjaminan investasi dalam pembuatan stationary battery baru di Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya