Cara Holding PTPN Pastikan Kemandirian Gula Nasional

Gula pasir.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menegaskan, ketersediaan gula konsumsi nasional menjadi salah satu fokus perusahaan. Berbagai langkah ditempuh untuk menjawab tantangan ini, melalui transformasi perusahaan terutama dalam menjalankan bisnis gula. 

7 Negara dengan Populasi Pedesaan Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 4

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan, produksi gula nasional sejak 1930 sampai dengan 2020, cenderung mengalami penurunan. Kondisi ini perlu diperbaiki, sehingga negara tidak tergantung pada gula impor.

“Kami berdiskusi dengan para pakar dan kami sepakat bahwa PTPN harus menjadi backbone kemandirian gula nasional,” papar Abdul dalam Webinar yang digelar Pusat Kajian Kebijakan Pertanian UGM, dikutip Jumat, 24 September 2021.

BPBD Assessment Pergerakan Tanah di Purwakarta

Dia menjabarkan,  guna menjawab permasalahan tersebut, Holding PTPN mengambil langkah cepat melihat semua peluang yang ada.  Risiko-risiko yang berpotensi muncul pun diantisipasi sehingga tujuan utama tranformasi bisnis gula tetap tercapai.

Baca juga: Densus 88 Ungkap Kebiasaan Ali Kalora Minta Logistik ke Warga

Kinerja Seluruh Sektor Lapangan Usaha Kinclong Kuartal I-2024, BI Kasih Buktinya

“Adapun empat tujuan utama trasformasi bisnis gula PTPN yakni mewujudkan kemandirian gula konsumsi, mengurangi impor gula, meningkatkan kesejahteran petani dan menjaga stabilitas harga gula ritel,” jelas Abdul Ghani.

Dalam mewujudkan tujuan tranformasi bisnis gula, Holding PTPN melakukan restrukturisasi bisnis gula. Restrukturisasi bisnis gula tersebut merupakan bagian dari 88 Program Strategis Kementerian BUMN, Kabinet Indonesia Maju 2020-2024.

“Salah satu langkah strategis yang dilakukan Holding Perkebunan Nusantara adalah penandatanganan akta notaris pendirian Sugar Co bertepatan dengan HUT RI ke-76, 17 Agustus lalu. Akta notaris tersebut menandai terbentuknya entitas baru bernama PT Sinergi Gula Nusantara,” imbuhnya.

Sebagai informasi, PT Sinergi Gula Nusantara merupakan gabungan tujuh PTPN pengelola perkebunan tebu. Yaitu PTPN II di Sumatera Utara, PTPN VII di Lampung, PTPN IX di Jawa Tengah, PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII di Jawa Timur, serta PTPN XIV di Sulawesi Selatan.

Guru Besar Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UGM, Irham menyebutkan, masih ada peluang besar untuk dapat meningkatkan produksi gula nasional ke depannya. Salah satunya dengan teknologi yang sekarang sudah dikuasai petani.

“Berdasarkan riset yang telah kami lakukan, ada optimisme untuk dapat mewujudkan ketahanan gula konsumsi nasional, salah satunya melalui program kemitraan berbasis Konsolidasi Manajemen Tebu Rakyat,” ungkap Irham.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya