Utang Krakatau Steel Banyak, Erick Thohir Kejar Siapa yang Korupsi

Menteri BUMN Erick Thohir.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menduga adanya indikasi korupsi di PT Krakatau Steel Tbk, yang menyebabkan utang perusahaan mencapai US$2 miliar atau sekitar Rp28,515 triliun (Kurs Rp14.257 per dolar AS).

Komentar Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23

Erick juga menjelaskan, utang itu berasal dari investasi Krakatau Steel yang mencapai US$850 juta pada proyek glass furnace.

"Krakatau Steel punya utang US$2 miliar. Salah satunya investasi US$850 juta dari proyek glass furnace yang hari ini mangkrak. Pasti ada indikasi korupsi," kata Erick dalam telekonferensi, Selasa 28 September 2021.

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

Karenanya, Erick pun mendorong adanya upaya penegakan hukum untuk menelusuri dugaan adanya indikasi korupsi pada proyek yang saat ini telah mangkrak tersebut. Dia bahkan memastikan bahwa Kementerian BUMN akan terus mengejar pihak-pihak mana pun yang dinilai telah merugikan kinerja BUMN tersebut.

Baca juga: Bank Dunia Sebut Varian Delta Rusak Pemulihan Ekonomi Asia Pasifik

Kabar Sandra Dewi Dicekal Kejagung, Pengacara Harvey Moeis Bilang Begini

"Pasti ada indikasi korupsi dan akan kita kejar siapa pun yang merugikan. Kita bukannya mau menyalahkan, tapi penegakan hukum yang tadi business proses salah harus kita perbaiki," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Erick menegaskan bahwa langkah yang harus diambil Kementerian BUMN adalah membenahi kinerja perusahaan. Melalui restrukturisasi yang saat ini masih akan terus berjalan.

Restrukturisasi bagi Krakatau Steel ini akan dilakukan, salah satunya yakni dengan membuat sub holding untuk kawasan industri yang ada di sekitar Krakatau Steel agar bisa segera terintegrasi dengan sumber daya seperti air, listrik, hingga lahan.

Guna mempercepat dan melaksanakan langkah konkret pada salah satu upaya restrukturisasi itu, Erick pun memastikan bahwa pembentukan dan pengelolaannya akan dilakukan secara profesional dengan melakukan go-public.

"Akan dikelola secara profesional dan di go public kan, supaya ada funding baru untuk menyicil utang US$2 miliar tadi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya