ADB-Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi RI, Ini Respons Bahlil

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. 
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

VIVA – Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, turunnya berbagai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 ini adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapi.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Sebab, dia menekankan, saat ini berbagai negara di dunia ini tengah menghadapi krisis yang dipicu oleh Pandemi COVID-19. Akibatnya, berbagai negara di belahan dunia juga menghadapi penurunan proyeksi.

"Pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia bergeser dari prediksi awal. Tapi, ini adalah sebuah kenyataan yang harus kita hadapi bersama-sama," katanya secara virtual, Selasa, 28 Agustus 2021.

ADB Proyeksikan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Tumbuh 4,9 persen pada 2024

Baca juga: Mereka yang Mengendus Bau Kuat Senjata AUKUS

Bahlil pun menganggap, negara yang bisa keluar dari krisis COVID-19 adalah negara yang sigap dalam kerja sama maupun berkolaborasi. Untuk itu dia mengajak semua pihak bersama mengupayakan pemulihan.

Menteri Bahlil: Politik Sudah Selesai, Harus Saling Memaafkan

"Karena itu saya ucapkan terima kasih atas kerja sama kita dalam menghadapi COVID-19, kenapa? Tidak ada satu orang pun yang pernah meramalkan akan terjadi COVID-19 yang berdampak pada persoalan kesehatan, ekonomi bahkan sosial," tegas dia.

Dia juga memastikan, pemerintah pun telah mengambil berbagai langkah untuk menghadapi virus tersebut. Salah satunya adalah melalui kebijakan gas dan rem, yakni melawan pandemi sambil menjaga ekonomi.

"Dalam konteks itu pemerintah sudah barang tentu melakukan langkah-langkah strategis, ada gas dan rem, fokus kita penyelesaian Pandemi COVID-19 tapi ekonomi juga tetap harus kita jaga sebagai bagian dari sumber pendapatan negara kita," ucap Bahlil.

Sebagai informasi, World Bank atau Bank Dunia baru saja mengumumkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk kawasan Asia Timur dan Pasifik lainnya. Indonesia diperkirakan hanya akan tumbub 3,7 persen tahun ini dari perkiraan sebelumnya 4,4 persen.

Sementata itu, Asian Development Bank (ADB) melalui Asian Development Outlook (ADO) 2021 Edisi September 2021, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 3,5 persen jauh dari perkiraan sebelumnya 4,5 persen.

Keduanya sama-sama menekankan, revisi ke bawah ini kembali dilakukan karena dipengaruhi oleh varian baru dari Pandemi COVID-19 yang terus meluas sejak Juli 2021, yakni varian delta. Akibatnya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat harus kembali diterapkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya