BRI Right Issue, Erick Thohir Janji UMKM Dapat 3 Keuntungan Ini

Menteri BUMN Erick Thohir
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengapresiasi aksi korporasi BRI yang berhasil melakukan right issue di pasar modal. Apalagi atusiasme investor sangat tinggi dengan raihan nilai mencapai Rp95,9 triliun.

Smart Finance Gandeng CBI Redam Risiko Kredit Macet

Dia mengatakan, keberhasilan aksi korporasi BRI ini menegaskan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebenarnya adalah subjek dan bukan hanya objek. Karena bisa menjadi aspek pertumbuhan ekonomi yang sangat penting di Indonesia dengan kontribusinya yang mencapai 60 persen bagi perekonomian nasional.

"Ini juga sebagai warning, bahwa UMKM itu bukan cuma objek, tapi subjek yang harus kita dukung," kata Erick dalam telekonferensi, Rabu 29 September 2021.

Smartfren Bakal Rights Issue Rp 8,5 Triliun, Ini Jadwalnya

Erick menjelaskan, langkah BRI melakukan right issue demi pengembangan Holding Ultra Mikro, merupakan sebuah keberpihakan yang jelas kepada UMKM. Meskipun awalnya banyak pihak pesimis dengan aksi korporasi tersebut.

Baca juga: Bahlil Tegaskan Kementerian Sekarang Kompak, Susah Diakal-akali

Ekonomi Terus Pulih, OJK Umumkan Berakhirnya Stimulus COVID-19 Penilaian Kualitas Aset Sektor PVML

"Banyak yang mengira akan terjadi perubahan bisnis model (di masing-masing unit bisnis akibat) daripada pembentukan holding tersebut. Tapi kita jawab tidak, justru ini kita menyinergikan dan memastikan UMKM mendapatkan tiga hal," ujarnya.

Ketiga hal itu menurut Erick adalah pertama, mendapatkan akses dana lebih mudah karena jaringannya makin besar. Kedua, mendapatkan pendampingan yang lebih luas. 

"Dan ketiga, accessibility mereka untuk naik kelas," ungkapnya.

Di sisi lain, Erick juga menilai bahwa rights issue ini telah menjadi bagian sinergi yang besar antara Kementerian BUMN, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Di mana ketiga pihak tersebut sama-sama ingin menjadi bagian yang mendorong pasar modal Indonesia. Agar bisa terus meningkat dan bisa menjadi nomor satu di Asia Tenggara.

"Di mana seperti yang saya dengar, banyak Bursa pertumbuhannya melambat. Tapi kita masih yang terbaik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya