BPS Catat September 2021 Deflasi 0,04%, Harga Komoditas Pangan Turun

Kepala BPS Margo Yuwono
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi terjadi pada September 2021 sebesar 0,03 persen. Dengan begitu, tahun kalender terjadi inflasi 0,80 persen dan secara tahunan inflasi 1,60 persen.

Mendag Zulhas Sebut Kenaikan Harga Bawang Merah Akibat Banyak Pedagang Belum Mulai Berjualan

Deflasi ini terjadi setelah pada Agustus 2021 inflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan. Dibanding September 2020 sesuai dengan pola musimannya yang saat itu juga deflasi 0,05 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, angka inflasi itu diperoleh dari Indeks Harga Konsumen atau IHK di 90 kota yang menunjukkan deflasi di 56 kota, sedangkan 34 kota inflasi.

Daftar Harga Pangan 24 April 2024: Beras hingga Gula Konsumsi Naik

"Perkembangan harga untuk berbagai komoditas pada September 2021 ini secara umum menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan pemantau BPS di 90 kota terjadi deflasi 0,04 persen," kata dia saat konferensi pers, Jumat, 1 Oktober 2021.

Dia menjelaskan, deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,90 persen sedangkan terendah berada di Palu. Deflasi tinggi ini dipicu oleh turunnya harga cabai rawit, ikan tuna hingga ikan layang.

Cari Honda Brio Bekas? Ini Daftar Harga dan Pajak Tahunannya

"Deflasi 0,90 persen penyumbang utamanya adalah berasal dari komoditas cabai rawit yang memiliki andil 0,47 persen, ikan tuna 0,13 persen, ikan layang 0,11 persen, Jadi di gorontalo terjadi deflasi 0,90 persen," tegasnya.

Adapun inflasi tertinggi pada September 2021 terjadi di kota Pangkalpinang sebesar 0,60 persen dan terendah di Surakarta 0,01 persen. Pemicu inflasi ini katanya adalah naiknya harga daging ayam ras.

Baca juga: 5 Pimpinan KPK Klaim Telah Berjuang Pertahankan Novel Baswedan Cs

"Inflasi tertinggi yang terjadi di Pangkalpinang sebesar 0,60 persen dipicu oleh komoditas-komoditas penyumbang inflasi yang berasal dari daging ayam ras, kemudian ikan selar 0,18 persen satu lagi adalah bayam 0,08 persen," tuturnya.

Berdasarkan komponennya, inflasi inti pada bulan itu sebesar 0,13 persen dengan andil 0,09 persen. Untuk harga-harga bergejolak atau volatile food deflasi 0,88 persen, dengan andil sebesar minus 0,15 persen.

Menurut dia, komoditas yang memberikan andil deflasi di inflasi inti diantaranya adalah sewa rumah sedangkan yang memberikan andil deflasi terbesar berasal dari penurunan harga emas perhiasan dan ikan segar.

"Deflasi September 2021 itu terutama didorong deflasi komponen harga bergejolak di mana memberi andil 0,15 persen. Komoditas yang mendorong deflasi di sini diantaranya telur ayam ras, cabai rawit, bawang merah dan cabai merah," ucapnya.

Adapun untuk harga-harga yang diatur Pemerintah, Margo mengungkapkan terjadi inflasi sebesar 0,14 persen pada September 2021. Sedangkan sumbangannya terhadap total inflasi 0,02 persen.

"Pada harga yang diatur Pemerintah komoditas yang mendorong deflasi adalah tarif angkutan udara dengan andil 0,01 persen sedangkan komoditas pendorng inflasinya adalah bensin, rokok putih kretek filter yang masing-masing andilinya 0,01 persen," ujar Margo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya