Satgas BLBI: Musim Penagihan Utang Obligor Makin Panas

Pemasangan plang aset eks BLBI.
Sumber :
  • Dokumentasi Satgas BLBI.

VIVA – Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban menyatakan, musim penagihan utang para obligor maupun debitur kini makin panas. Meskipun Satgas masih menerapkan skema penagihan dengan hormat.

Asia Tenggara Bisa Jadi Pemimpin Industri Kripto Dunia, Begini Penjelasannya

Dia menekankan, musim penagihan ini makin panas karena sesuai keputusan presiden terbaru, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala BPN serta Kepala Bareskrim Polri kini terlibat.

"Bisa tahulah arahnya ke mana jadi bisa dibilang musimnya sudah makin panas dan Pemerintah akan melakukan apa yang bisa kita lakukan dengan cepat," ujarnya Jumat, 8 Oktober 2021.

Trading Kripto untuk Pemula Cuan Hanya di Sini

Baca juga: Jaga Kondisi Fiskal, Kemenkeu Tawarkan 11 Aset Negara ke Investor

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan ini menekankan, langkah tersebut ditempuh juga karena masa kerja satgas ditargetkan berakhir 2023 dan penagihan juga sudah selesai.

Cocok untuk Content Creator, Aset Kripto Ini Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Namun, Rionald memastikan bahwa penagihan yang selama ini dilakukan dengan cara pemanggilan para obligor. Ataupun debitur merupakan langkah terbaik yang dilakukan satgas.

"Pemanggilan ini sifatnya courtesy, jadi mau enggak mau yang bersangkutan melakukan secara sukerela. Kalau masa itu sudah selesai kami akan lakukan apa yang ada di wewenang kami," paparnya.

Dia mengungkapkan, sejauh ini para obligor dan debitur yang dipanggil rata-rata mempertanyakan jumlah yang ditagih. Sama seperti kala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) memanggil mereka.

"Bahwa di dalam pemanggilan kebanyakan dari mereka selalu mempertanyakan dan ini sesuatu yang terjadi zaman BPPN juga jadi orang-orang ini selalu mempertanyakan soal jumlah," tegas Rionald.

Karena itu, saat ini Satgas dikatakannya juga mengambil langkah pemblokiran aset-aset yang bersangkutan secara besar-besaran. Meski demikian, dia belum bisa menyebutkan nilainya.

"Tim sudah melakukan permintaan blokir, jumlahnya sangat massive, saya enggak ingat rinci tapi saya selalu dapat permintaan blokir. Itu nanti akan ada semua dalam laporan Pak Mahfud kepada pak presiden," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya