Aspebindo: Harga Batu Bara Meroket Sangat Menggiurkan, Ada Tapinya

Ponton besar bermuatan ribuan ton batu bara. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/MTohamaksun.

VIVA – Komoditas batu bara menjadi primadona karena harganya naik terhentikan alias unstoppable saat ini. Bahkan pada perdagangan di pasar ICE Newcastle (Australia) Selasa, 5 Oktober 2021,harganya ditutup pada level US$280 per ton.

Daftar Harga Pangan 17 April 2024: Cabai Rawit hingga Telur Ayam Naik

Harga tersebut, melonjak 12,45 persen dibandingkan hari sebelumnya. Catatan harga hari itu pun menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batu bara hingga pertengahan pekan lalu telah menembus Rp49,84 triliun.

Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk

Realisasi itu telah melampaui target satu tahun penuh yang direncanakan sebesar Rp39,1 triliun. Artinya, realisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan minerba telah mencapai 127,45 persen dari target tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia (Aspebindo), Anggawira menyampaikan, dengan terus melejitnya harga batu bara dalam perdagangan dunia ini, yang harus tetap di perhatikan adalah pasokan kebutuhan dalam negeri.

Konflik Iran Vs Israel, Harga BBM Subsidi Naik?

“Harga batu bara saat ini masuk dalam harga tertinggi dalam 1 dekade, hal ini tentu menjadi sangat menggiurkan bagi kami para pemasok batu bara namun ini bisa berdampak buruk jika kita tidak mengamankan kebutuhan negeri kita sendiri,” kata Anggawira di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Selasa, 12 Oktober 2021.

Baca juga: Genjot Kinerja Bisnis, UMKM Diajak Berkompetisi Secara Digital

Karena itu dia mengingatkan, agar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bisa saling berkolaborasi dengan pihaknya terkati hal ini. Mengingat total penerimaan negara dari sektor minerba saat ini mencapai sekitar 75-80 persen berasal dari batu bara saja.

"Tidak menampik bahwa pemasok batu bara mendapat keuntungan dengan naiknya harga batu bara, namun jika hanya memikirkan laba pengusaha batu bara bisa saja menjual ke luar Indonesia. Hal ini yang perlu menjadi perhatian untuk para pengusaha pemasok batu bara dan juga Kementerian agar kebutuhan dalam negeri untuk kebutuhan pasokan PLN," tegas Anggawira.

Anggawira menambahkan, momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk para pengusaha pemasok batu bara dan juga pemerintah. Agar bisa memaksimalkan penerimaan negara dan juga jangan sampai PLN kesulitan batu bara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya