Bambu Sudah Puluhan Tahun Jadi Bahan Baku Konstruksi, Ini Buktinya

Konstruksi Bambu.
Sumber :
  • Repro video.

VIVA – Konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak dengan menggunakan bahan baku bambu jadi sorotan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berinovasi dan melakukan terobosan baru dalam pemanfaatan bahan bambu pada sistem matras di konstruksi jalan tol di Indonesia.

Menteri ESDM Sebut Subsidi BBM Berpotensi Membengkak, Ini Penyebabnya

Namun, Direktur Jalan Bebas Hambatan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Budi Harimawan Semihardjo mengatakan, perbaikan tanah dengan menggunakan matras bambu sebelumnya juga pernah dilaksanakan pada beberapa pekerjaan konstruksi di Indonesia.

"Di antaranya di proyek pembangunan tanggul di Tambak Lorok Semarang, proyek reklamasi lahan di tanah lunak Morokembangan Surabaya (1999), serta proyek pelabuhan dan pemecah gelombang Muara angke Jakarta (2003)," kata Budi saat dihubungi VIVA, dikutip Selasa, 12 Oktober 2021.

Bos Pertamina Ungkap Bisa Optimasi Biaya hingga US$1,25 Miliar pada 2023 Hasil Lakukan Ini

Selain itu, proyek lainnya yang juga menggunakan sistem matras jalan menggunakan bahan bambu adalah Proyek Dobel Track Kereta api di Tawang Semarang (2012), dan proyek pembangunan Terminal Kontainer Kalibaru Jakarta (2013).

Dengan beberapa proyek yang sudah dilaksanakan lebih dari 20 tahun yang lalu, Budi menegaskan bahwa hal itu bisa menjadi bukti bahwa bambu mempunyai daya tahan yang cukup bagus. Khususnya apabila terendam terus menerus di dalam air.

Warga Suku Karbi Assam Pecahkan Rekor Dunia: 10 Menit Berjalan di Atas Egrang

Baca juga: Jokowi Sebut Smelter Freeport Terbesar di Dunia, Fasial Basri: So What

"Beberapa negara yang sudah pernah mengimplementasikan bambu untuk konstruksi diantaranya adalah Korea dan Singapura," ujar Budi.

Mengenai efisiensi dari sisi anggaran dalam pemanfaatan bahan bambu di konstruksi jalan tol tersebut, Budi mengatakan bahwa secara anggaran memang terbukti lebih efisien dan murah.

Tumpukan Bambu yang dipakai PUPR untuk membangun Jalan Tol.

Photo :
  • instagram @kemenpupr

Karena jika dibandingkan sistem perbaikan tanah yang lain seperti deep soil mixing, sistem cakar ayam, atau konstruksi jaring laba-laba, maka biaya perbaikan tanah lunak dengan sistem matras bambu, prefabricated vertical drain (PVD), dan Preloading, merupakan yang paling murah.

Dia bahkan menjelaskan kenapa bambu yang dipilih sebagai bahan dari sistem matras jalan tol. Hal itu dikarenakan penggunaan bambu sudah pernah dilaksanakan pada beberapa proyek, dan sudah terbukti mempunyai daya tahan yang lama.

"Serta berpengaruh terhadap efisiensi biaya konstruksi, karena lebih murah dibandingkan sistem perbaikan tanah yang lain," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya