Harga Komoditas Kinclong, Intip Prospek IPO Perusahaan Sawit

Kebun Kelapa Sawit PT NSS.
Sumber :
  • Dokumentasi PT NSS.

VIVA – Kinclongnya harga komoditas khususnya Crude Palm Oil (CPO) memberikan keuntungan kepada para perusahaan di sektor tersebut. Tidak hanya peningkatan pendapatan, tapi juga meningkatnya kepercayaan investor untuk berinvestasi di sektor tersebut.

Karena itu, rencana PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) melepas saham ke publik atau Initial Public Offering (IPO) untuk memperluas kapasitas bisnis dinilai tepat. Di tengah tingginya permintaan minyak nabati dunia, termasuk di dalam negeri.

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, dalam memilih saham yang akan dikoleksi, umumnya investor memiliki tiga alasan. Pertama, kinerja keuangan perusahaan, Kedua, prospek bisnis dan Ketiga, tim manajemen.  

Dia mengatakan, dari sisi kinerja keuangan, perusahaan perkebunan relatif sangat baik saat ini. Bahkan banyak yang profitnya naik 100 persen hingga 200 persen. Peningkatan keuntungan ditopang oleh kenaikan harga CPO, serta peningkatan produktivitas tanaman dan pabrik pengolahan sawit.  

“Peluang emiten CPO di bursa saham dalam negeri masih sangat besar, meski banyak sentimen dari negara luar kampanye negatif dari negara-negara komoditas pesaing. Namun, dengan profitabilitas yang sebegitu bagus, seharusnya menarik dan sahamnya akan diserap investor dalam negeri,” ujar Suria dikutip dari keterangannya, Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca juga: SKK Migas Ungkap KKKS Komitmen Belanja TKDN Rp39 Triliun

Dia menjabarkan, saat ini, kenaikan harga CPO lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga pada saat terjadi booming komoditas sekitar 7 tahun lalu. Kondisi ini menunjukkan dari sisi kinerja keuangan perkebunan sawit prospektif.

Apalagi dari sisi prospek bisnis, Suria mengatakan umur tanaman sawit di kebun NSS relatif muda sehingga masa produktivitas tinggi masih panjang. Kondisi ini berbeda dengan emiten sawit yang sudah melakukan listing terlebih dahulu di pasar saham domestik, karena banyak yang sudah masuk masa replanting tanaman.

Sementara itu, dari sisi industri, kinclongnya prospek bisnis CPO masih akan sangat besar di masa mendatang menjadi keuntungan yang pasti diperhitungkan.

Suria menjelaskan, kriteria ketiga yang dicari investor adalah dari sisi key person dan founder NSS yang sudah dikenal jago di bidang CPO, yaitu Teguh Patriawan karena sudah dikenal di industri sawit mampu menghasilkan tanaman dan CPO berkualitas tinggi.

Ilustrasi IHSG.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

“Pak Teguh Patriawan sudah banyak bangetlah pengalamannya. Di kalangan pelaku industri sawit, sudah sangat disegani atau diakui kemampuannya. Dari usia tanaman muda sangat menarik untuk berinvestasi. Produksinya sedang bagus-bagusnya. Jadi akan lebih menarik bagi investor,” papar Suria.

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Utama dan Pendiri Nusantara Sawit Sejahtera, Teguh Patriawan, mengungkapkan masa produktif  kelapa sawit kebun NSS masih sangat panjang. Dari sisi kualitas, mutu CPO yang dihasilkan premium karena memiliki asam lemak bebas di bawah 3 persen.

Mengenai kampanye hitam terhadap CPO, dia menjelaskan bahwa isu negatif dapat dijawab dengan data akurat dan konsisten menerapkan prinsip sustainable development goals (SDGs).

"Rencana NSS go public selain untuk meningkatkan kapasitas bisnis, juga untuk memastikan perusahaan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik, transparan dan akuntabel," ungkapnya.

Matahari Putra Prima Ditinggal Resign 3 Bosnya, Ada Apa?
Logo HM Sampoerna.

HM Sampoerna Putuskan Tebar Dividen Rp 8,06 Triliun, Catat Jadwalnya

RUPST PT HM Sampoerna Tbk memutuskan pembagian dividen mencapai Rp 69,3 per saham atau total sebesar Rp 8,06 triliun.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024